Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Kontrakan Sukabumi, Polisi Beberkan Kronologinya

JABAR EKSPRES – Pria berinisial AJ (60 tahun) ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di atas seutas kain yang dijadikan tali untuk melilit lehernya.

Ia ditemukan di dalam rumah kontrakannya yang beralamat di Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (24/4/2024).

Sementara itu, kronologi tewasnya AJ dibeberkan oleh Kapolsek Bojonggenteng Iptu Sopian, ia menceritakan mulanya saksi IS (57 tahun) yang juga pemilik kontrakan itu hendak mengantarkan makanan kepada tempat AJ sekira pukul 13.35 WIB, kebetulan rumah IS berdampingan dengan kontrakannya itu.

BACA JUGA: Pj Bupati KBB Diperiksa Kejati Jabar, Ini Penjelasan Arsan Latif

“IS memanggil-manggil korban, (namun) tidak ada jawaban, (seketika) langsung masuk ke dalam rumah yang kebetulan dalam keadaan tidak terkunci,” terang Sopian dalam keterangan yang diterima awak media pada Rabu (24/4/2024).

Sesaat IS masuk, ia menemukan AJ yang sudah tergantung di area dapur rumah dengan kain berwarna biru yang dijadikan tali untuk mengikat lehernya.

Sambung Sopian, setelah IS mengetahui AJ tergantung lantas ia meminta pertolongan kepada warga lainnya, yang kemudian melaporkan ke pihak desa setelah itu perangkat desa melaporkan kejadian itu ke Polsek.

“Tidak ditemukan luka-luka atau bekas kekerasan pada tubuhnya (AJ),” sambungnya.

BACA JUGA: HP Itel RS4 Indonesia, Hp Murah 1,8 Juta Menang Terlalu Banyak

Usut punya usut, AJ sudah mendiami kontrakan itu selama dua minggu beserta istri dan anaknya, namun belakangan Istri dan anaknya itu memutuskan pergi ke rumah orangtuanya.

“Sudah hampir seminggu (AJ) ditinggal istri dan anaknya pergi ke rumah orang tuanya di wilayah Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi,” imbuhnya.

Saat ini Jenazah AJ sudah dibawa oleh keluarganya, jika dilihat dari identitas miliknya, AJ merupakan warga Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

BACA JUGA: Kecelakan Tunggal, Satu Mobil Box Alami Pecah Ban di Tol Purbaleunyi

“Keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah, dan pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dikarenakan sudah ikhlas dan menerima takdir dari ilahi,” tutupnya. (RAS).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan