Masuk Pancaroba Bencana Hidrometeorologi Perlu Diwaspadai, BMKG Imbau Ini

JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menganalisis prospek cuaca untuk wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, melalui analisis pihaknya bahwa saat ini wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya, memasuki awal kemarau dan masa peralihan (pancaroba) dari musim hujan ke musim panas.

“Untuk itu, masyarakat diimbau agar waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca buruk, yang terjadi pada masa (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau,” kata Rahayu kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Selasa (23/4).

Dia menjelaskan, potensi bencana yang perlu menjadi perhatian dan diwaspadai masyarakat itu, seperti kejadian hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang.

Rahayu atau akrab disapa Ayu menyampaikan, hasil analisis BMKG pada Maret 2024, sejumlah 10 persen daerah di wilayah Jawa Barat mengalami curah hujan kategori rendah.

Sedangkan 70 daerah mengalami curah hujan kategori menengah dan 20 lainnya mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi.

“Prakiraan curah hujan bulan April 2024 pada umumnya berada pada kategori rendah, menengah hingga tinggi dengan sifat hujan dalam kategori normal,” jelasnya.

Ayu menerangkan, saat ini di dasarian III April 2024 wilayah Jawa Barat memasuki awal musim kemarau dan pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

“Hal ini, ditandai dengan mulai masuknya angin timuran dan mulai berkurangnya pertumbuhan awan-awan hujan,” terangnya.

Oleh sebab itu, ujar Ayu, akibatnya mempengaruhi suhu di siang hari panas dan angin bertiup cukup kencang, lalu potensi hujan yang disertai petir dan kilat serta angin kencang.

Mengenai awal mulai musim kemarau di wilayah Jawa Barat, diprediksi terjadi pada April dan Mei yang berawal dari bagian Utara Jabar.

“Bekasi, Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan hingga bulan Juni di sebagian besar wilayah Jawa Barat,” bebernya.

Ayu mengimbau, potensi angin puting beliung dan kejadian hujan es perlu jadi perhatian masyarakat.

Pasalnya, potensi tersebut dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.

Writer: Yanuar Baswata

Tinggalkan Balasan