MAROS – eFishery, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, menyambut baik program modernisasi tambak udang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan meresmikan proyek budidaya tradisional plus di Instalasi Tambak Percobaan Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (23/4).
Proyek tersebut bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan 3 Maros (BRPBAP), serta United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Programme (GQSP).
Peresmian ini dilakukan dengan penebaran 200.000 benih udang vaname di 5 kolam seluas 2 hektar oleh Muhammad Chairil selaku VP Public Affair eFishery, Boedi Julianto mewakili GQSP UNIDO Indonesia, A. Indra Jaya Asaad selaku Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, dan Dr.Muhammad Ilyas ST, M.Sc, IPU selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel.
”Proyek budidaya tradisional plus ini merupakan komitmen dan misi dari eFishery, yaitu menjadi solusi dari masalah fundamental dengan menggunakan teknologi yang terjangkau. Kami melihat bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi besar di bidang budidaya udang yang masih dapat dikembangkan. Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini,” kata Muhammad Chairil, VP Public Affairs eFishery.
”Proyek ini juga berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Sulawesi Selatan. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan dan kami berharap bisa terus bekerja sama dalam mencapai ekonomi biru,” tandasnya,
Chairil mengatakan, dalam peresmian tersebut para petambak juga diberikan pembekalan untuk peningkatan metode budidaya tradisional menjadi tradisional plus, yaitu dengan memanfaatkan sentuhan inovasi teknologi yang mudah ditiru agar dapat meningkatkan produktivitas.
Berkaitan dengan itu, kata dia, program GQSP dirancang untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki akses pasar dalam dan luar negeri bagi rantai nilai (value chain) perikanan budidaya yang terpilih melalui peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
Secara khusus program ini berupaya untuk memperkuat prasarana mutu rantai nilai perikanan budidaya (quality infrastructures), memperkuat kapasitas pelaku usaha UMKM pembudidaya, pedagang, dan pengolah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan standar yang ada (SMEs compliance), serta meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan terhadap mutu (quality awareness).