Sifat Kepribadian Gelap yang Berkaitan dengan Troll Online: Sadisme, Psikopati, Narsisme, dan Machiavellianisme

Sifat Kepribadian Gelap yang Berkaitan dengan Troll Online: Sadisme, Psikopati, Narsisme, dan Machiavellianisme
Ilustrasi. Sifat Kepribadian Gelap. (Freepik)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Penelitian yang dipublikasikan di PLOS One telah mengidentifikasi hubungan signifikan antara sifat-sifat kepribadian gelap seperti sadisme, psikopati dan kecenderungan untuk terlibat dalam tindakan trolling online, bentuk interaksi online negatif yang dikenal karena mengganggu dan memprovokasi pengguna internet.

Namun, yang mengejutkan, penelitian tersebut menemukan bahwa mengalami penolakan sosial tidak secara signifikan meningkatkan motivasi seseorang untuk melakukan trolling.

Internet telah berkembang menjadi tempat interaksi sosial yang luas,  di mana anonimitas bisa membuat seseorang menunjukkan sifat terburuknya.

Baca Juga:11 Link Tes Mental Gratis 2024, Ketahui Kondisi Mentalmu Saat Ini!Link Tes Kepekaan Google Form, Ada 12 Soal Terbaru!

Trolling, atau tindakan sengaja membuat kesal atau memprovokasi orang lain secara online, telah menjadi perhatian khusus karena efek berbahayanya terhadap kesejahteraan individu. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan perilaku trolling dengan Dark Tetrad kepribadian — Machiavellianisme, narsisme, psikopati, dan sadisme.

Dari situ, mereka bertujuan untuk menyelidiki bagaimana gaya humor yang berbeda mungkin berkaitan dengan perilaku trolling. Tujuan mereka adalah untuk memberikan pemahaman tentang profil psikologis troll internet dan faktor-faktor situasional yang mungkin memengaruhi perilaku mereka, yang akan memberikan wawasan yang dapat membantu mengurangi dampak trolling pada komunitas online.

Para peneliti merekrut 1.026 peserta yang berbicara dalam bahasa Jerman dan menilai sifat-sifat kepribadian mereka, gaya humor, dan perilaku trolling umum melalui survei. Peserta kemudian secara acak ditugaskan ke skenario inklusi atau eksklusi sosial menggunakan paradigma Cyberball sebuah permainan virtual yang dirancang untuk mensimulasikan interaksi sosial dan penolakan.

Paradigma Cyberball mensimulasikan permainan lempar bola online di mana peserta dipimpin untuk percaya bahwa mereka bermain dengan peserta studi lainnya. Pada kenyataannya, “pemain” diprogram, memungkinkan para peneliti untuk mengontrol kondisi inklusi dan eksklusi dengan tepat. Peserta dalam kondisi inklusi menerima bola sepuluh kali dari 30 lemparan, sementara mereka dalam kondisi eksklusi hanya menerima satu kali, memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi efek penolakan sosial terhadap perilaku trolling.

0 Komentar