JABAR EKSPRES – Ziarah kubur atau mendoakan keluarga yang telah meninggal di pemakaman merupakan salah satu tradisi ummat Islam dalam merayakan kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa. Hal ini adalah kegiatan yang lumrah dilakukan di saat lebaran.
Biasanya seusai melaksanakan shalat Idul fitri, ummat muslim beserta keluarganya melakukan ziarah ke pemakaman. Kegiatan ini sangat sakral dan sudah wajib dilakukan.
Selama berziarah kubur, mereka membawa bunga dan air. Tak lupa juga doa terlantun saat mereka sampai di pemakaman keluarganya.
Seperti halnya yang dilakukan keluarga besar Hendra Rusdaya, di makam ummat muslim Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Ia mengaku, dengan ziarah kubur dapat berdoa bersama keluarga untuk arwah para leluhur yang telah menghadap Sang Khalik, Allah SWT.
BACA JUGA: Meriahnya Ramadan 2024: Cerita Warga Ikut War Takjil hingga Berebut dengan ‘Bocil’
“Kami keluarga H. Rusdaya, selalu berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga. Setelah itu memulai berziarah bersama-sama ke makam orangtua dan keluarga yang telah meninggal,” ujar Hendra, Rabu 10 April 2024.
Menurutnya, ada makna lain dari tradisi ziarah, yaitu untuk memberikan penguatan iman dan takwa kepada manusia yang masih hidup.
“Ziarah kubur ini sudah menjadi tradisi di keluarga kami, ini juga sebagai penguatan iman,” jelasnya.
Selain sebagai ibadah, tradisi ziarah kubur di hari raya Idul Fitri juga menjadi momen introspeksi diri bagi umat Muslim. Mereka merenungkan akan kehidupan dan kematian, serta memperbarui komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah SWT.
“Nyekar kuburan mengingatkan semua orang akan kematian yang tidak satupun manusia mengetahui kapan dan waktunya,” tandasnya. (Wit)