JABAR EKSPRES – Gina S. Noer, sutradara dari film “Dua Hati Biru,” mengungkapkan makna yang terkandung di balik judul film terbarunya, yang merupakan sekuel dari “Dua Garis Biru.”
Menurutnya, judul “Dua Hati Biru” terinspirasi dari perjalanan kehidupan karakter utama, Bima dan Dara, yang mengalami berbagai lika-liku.
“Dua Hati Biru muncul di kepala kami ketika menyelesaikan skenario, karena melihat perjalanan Dara dan Bima. Mereka menghadapi Dua Garis Biru dengan kehamilan, dan akhirnya berakhir ketika Dara pergi. Itu adalah dua hati yang terluka, pedih, dan bittersweet rasanya,” ungkap Gina dalam konferensi pers.
BACA JUGA : Kenali 5 Karakter Penting di Drakor Parasyte: The Grey
Kisah kehidupan Bima dan Dara sebagai pasangan suami istri dan orang tua muda diibaratkan sebagai dua hati biru yang tidak mengetahui arah tujuannya.
Namun, menurut Gina, perjuangan mereka mewakili proses pencarian untuk menemukan warna-warna lain dalam hidup.
“Mereka tidak menyerah dalam kesedihan, mereka tidak menyerah karena kegagalan, mereka tidak menyerah karena hidup mereka berbeda dari yang lain. Dua Hati Biru melambangkan bahwa ketika mereka bersama, mereka akan menemukan biru yang mungkin masih biru tapi lebih cerah,” jelas Gina.
Alasan tersebut menjadi faktor penggeseran jadwal tayang “Dua Hati Biru” beberapa hari setelah Lebaran 2024. Gina berharap film ini bisa menjadi pengingat untuk memperjuangkan keluarga.
“Ibaratnya seperti saat Lebaran, kita diingatkan akan kematian melalui film horor, dan akan hubungan dengan Tuhan. Setelah 17 April, menonton ‘Dua Hati Biru’ akan mengingatkan kita untuk memperjuangkan hidup, memperjuangkan keluarga. Bahwa maaf itu tidak murah, dan kita harus berjuang untuknya,” jelas Gina.
“Dua Hati Biru” kembali ditulis dan disutradarai oleh Gina S. Noer, dengan kerja sama Dinna Jasanti sebagai sutradara proyek tersebut. Film ini melanjutkan cerita dari “Dua Garis Biru,” yang mengisahkan lika-liku hubungan antara Bima dan Dara. Akhir dari film pertama menampilkan Dara yang pergi ke Korea setelah melahirkan Adam, anaknya dengan Bima.
Ketika kembali, Dara harus berusaha membangun kembali kedekatan dengan anaknya dan memperjuangkan hubungannya dengan Bima. Mereka dihadapkan pada berbagai masalah keluarga dan tuntutan orang tua, sambil mencoba membesarkan Adam secara mandiri.