JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengimbau para pengelola destinasi wisata di tempat-tempat berpotensi bencana hidrometeorologi untuk melakukan serangkaian antisipasi bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Salah satu wilayah yang perlu diwaspadai yakni kawasan Lembang, Bandung Barat. Pasalnya, wilayah tersebut dikenal sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Namun dibalik itu, kewaspadaan perlu dilakukan pelaku usaha wisata dalam menghadapi krisis kebencanaan.
Berdasarkan data dari Disparbud KBB kondisi eksisting industri pariwisata KBB terdapat 9 hotel bintang, sementara hotel non bintang/vila/ guest house/ penginapan jumlahnya mencapai 333, restoran dan rumah makan 468, dan biro perjalanan wisata sebanyak 25.
BACA JUGA: H-8 Idul Fitri 2024: Exit Tol Cileunyi Masih Normal, Kendaraan Ramai Lancar
“Kami sudah melakukan imbauan kewaspadaan akan potensi bencana hidrometeorologi kepada pengelola tempat-tempat wisata di kawasan Lembang,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbu) KBB, Panji Hermawan di Ngamprah, Selasa (2/4/2024).
Panji mengatakan, krisis kebencanaan bisa terjadi kapanpun tanpa diketahui sebelumnya. Maka dari itu, mitigasi kewaspadaan bagi pengelola wisata perlu dilakukan.
“Kami sudah lakukan imbauan kepada para pengelola wisata yang memang lokasi wisata itu rentan dengan bencana. Ini sebagai upaya agar pengelola dapat melakukan mitigasi bencana,” katanya.
Dalam menghadapi krisis bencana, menurut Panji, pengelola wisata harus bersiap, baik secara teknis maupun non teknis. Hal itu agar kepariwisataan di wilayah Bandung Barat khususnya kawasan Lembang bisa berjalan dengan baik.
“Dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik agar wisatawan bisa berwisata dengan jaminan kenyamanan dan rasa aman. Sehingga proses recalling di sektor pariwisata bisa terwujud,” katanya.
Terkait kapan bencana itu terjadi, Panji menjelaskan, semua tidak mengetahuinya. Namun secara pasti mitigasi kebencanaan pada sektor pariwisata di wilayahnya harus dijalankan sesuai SOP.
“SOP nya harus sesuai dengan kebencanaan,” tambahnya.
Disinggung mengenai Sesar Lembang, Panji meminta para pengelola dan wisatawan tidak harus takut dengan keberadaan sesar aktif ini. Namun, keberadaan Sesar Lembang harus dijadikan pengelola tetap waspada dalam mengantisipasi atau meminimalisir dampaknya.