JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan persiapan uji coba angkutan kota tenaga listrik atau angkot listrik yang akan diluncurkan pada 4 April 2024 mendatang.
Dalam tahap uji coba tersebut Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor menyediakan 30 titik pemberhentian angkot listrik sejenis bus stop, 10 titik di antaranya merupakan titik baru dan 20 titik lainnya yakni eksisting yang sudah ada sebelumnya.
“Jadi kita akan ujicobakan dulu 5 unit (angkot listrik),” ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya dikutip Sabtu, 30 Maret 2024.
BACA JUGA: 9 Lokasi Samsat Keliling 30 Maret 2024 di Detabek, Layanan di Jakarta Tidak Tersedia Hari Ini
Bima mengklaim, uji coba 5 unit angkot listrik di Kota Bogor ini merupakan angkot listrik pertama di Indonesia.
“Ini sejarah bagi Kota Bogor angkot listrik pertama di Indonesia,” sebut Bima.
Pihaknya berterimakasih atas kolaborasi, dukungan dan kerja sama yang sangat baik dengan PLN Bogor yang juga turut mendukung program angkot listrik.
“Jadi charging station di PLN Bogor butuh waktu sekitar 45 menit mencharge di sini. Nanti akan diatur timingnya dan dengan sistem yang seperti ini maka akan terukur 14 kilometer yang menjadi jarak tempuh angkot listrik ini, kira-kira satu putaran, sekitar 1 jam,” jelas dia.
BACA JUGA: Potret Sketsa Terbaru Gojo Satoru dalam Manga Jujutsu Kaisen, Fans Berharap Ia Hidup Kembali
Dengan begitu lanjut Bima Arya, jika situasi lalu lintas lancar, maka bisa diperkirakan terkait titik traffic management.
“Dan ini untuk pertama kalinya angkot berhenti tidak sembarangan,” imbuh Bima.
Kepala Dishub Kota Bogor, Marse Hendra Saputra menambahkan, sistem pembayaran angkot listrik sudah menggunakan cashless payment atau non tunai dengan tap on bus (TOB)
Dalam masa uji coba, tarif angkot listrik Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan.
BACA JUGA: Cara Tarik Saldo Dana di Smart Wallet, Apakah Ada Syarat dan Ketentuannya?
Ia menjelaskan, nantinya angkot listrik akan melintasi rute Cidangiang, Tugu Kujang, Suryakencana, Bondongan, Empang, Mal BTM, SSA dan kembali lagi ke Cidangiang.
“Sistem operasionalnya sudah ada, titik shelter sudah ditentukan, titik pemberhentian sudah ditentukan dan menggunakan manajemen informasi. Jadi nanti titik pemberhentian highwaynya ritasenya sudah terhitung oleh teknologi informasi yang ada di angkot itu sendiri,” jelas Marse. (YUD)