JABAR EKSPRES – Kasus Demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banjar pada awal tahun 2024 ini sudah cukup tinggi. Dilaporkan tiga orang meninggal dunia akibat penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina ini.
Sementara data yang dikumpulkan Dinas Kesehatan Kota Banjar, kasus DBD di Kota Banjar lebih dari 100 kasus sejak Januari hingga Maret 2024. Jumlah kasus dalam rentang waktu tiga bulan ini melebihi beberapa kali lipat jumlah kasus pada tahun 2023.
Terkait penyebaran DBD di Kota Banjar, Direktur Perumdam Tirta Anom Kota Banjar E Fitrah Nur Kamilah mengaku cara efektif untuk memotong mata rantai sebaran DBD ini dengan menerapkan pola hidup sehat, dan selalu melaksanakan 3M, yakni menguras,Menutup dan Mengubur tempat-tempat yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang nyamuk Aedes aegypti.
Baca Juga:Kota Bogor Bakal Uji Coba Angkot Listrik Pertama di Indonesia, Catat Rutenya!6 Pemain Persib Terancam Absen saat Melawat ke Markas Persita Tangerang
Selain cara 3M tadi tambah dia, kualitas air yang diproduksi oleh Perumdam Tirta Anom Kota Banjar diklaim bisa mencegah perkembangan nyamuk termasuk jentik nyamuk.
“Jika menggunakan air PDAM yang kami produksi, tidak akan ada jentik nyamuk. Karena kami sudah menggunakan chlorine sebagai anti bakteri, hasil dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga ada,” kata E Fitrah Nur Kamilah, Sabtu (30/3).
Dengan menggunakan air Tirta Anom kata dia, setidaknya meminimalisir penyebaran jentik nyamuk yang saat ini tengah mewabah di Kota Banjar, terlebih musim saat ini sering turun hujan.
“Sehingga tingkat kerentanan nyamuk berkembangbiak akan tinggi dibanding pada musim kemarau. Sehingga kami menyarankan untuk masyarakat bisa memanfaatkan air produksi Perumdam Tirta Anom untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari,” kata dia. (CEP)
