JABAR EKSPRES – Bulan Ramadan seringkali diidentikkan dengan pelaksanaan sholat tarawih. Sholat sunnah ini umumnya dilakukan setelah sholat Isya’ pada malam Ramadan.
Tradisi sholat tarawih sering dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushola dengan jumlah rakaat yang bervariasi, umumnya antara 11 hingga 23 rakaat termasuk witir.
Sholat tarawih dianggap memiliki banyak keutamaan, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk melaksanakannya.
Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang mendirikan sholat tarawih karena keimanan dan mencari pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
BACA JUGA : Benarkah Jin Bisa Ikutan Makan Jika Merasa Belum Kenyang? Ini Menurut Hadis
Namun, terkadang ada orang yang terlambat datang ke masjid dan langsung mengikuti imam dalam melaksanakan sholat tarawih tanpa melakukan sholat Isya terlebih dahulu. Bagaimana hukumnya dalam pandangan agama?
Menurut laman NU Online, berdasarkan literatur fiqih Mazhab Syafi’I, waktu pelaksanaan sholat tarawih dimulai dari masuknya waktu sholat Isya hingga terbit fajar. Penting untuk dicatat bahwa sholat Tarawih hanya dapat dilakukan setelah menyelesaikan sholat Isya.
Jadi, jika seseorang belum melakukan sholat Isya, maka sholat tarawih yang dilakukan tidak akan sah. Ini berlaku bagi mereka yang mengetahui bahwa sholat tarawih sebelum sholat Isya tidak sah.
Namun, bagi yang tidak mengetahui hal tersebut, sholatnya tetap dianggap sah, meskipun berubah status menjadi sholat sunnah mutlak bukan tarawih.
Adapun orang yang tidak mengetahuinya, maka hukum shalatnya tetap sah, namun statusnya berubah menjadi shalat sunah mutlak (bukan sholat tarawih). Imam Ibnu Ziyad (wafat 975 H) dalam kompilasi fatwanya Ghayatu Talkhisil Murad menjelaskan:
وَقْتُ التَّرَاوِيْحِ بَيْنَ أَدَاءِ الْعِشَاءِ وَطُلُوْعِ الْفَجْرِ فَلَوْ صَلَّاهَا قَبْلَ أَدَاءِ الْعِشَاءِ، فَإِنْ كَانَ عَالِماً لَمْ تَنْعَقِدْ أَوْ جَاهِلاً يَحْتَمِلُ وُقُوْعُهَا نَفْلاً مُطْلَقًا كَمَنْ صَلَّى سُنَّةَ الظُّهْرِ ظَانًّا دُخُوْلَ وَقْتِهَا فَبَانَ عَدَمُهُ، وَيَحْتَمِلُ وَهُوَ الْأَوْجَهُ عَدَمُ انْعِقَادِهَا
Artinya: “Waktu pelaksanaan sholat tarawih ialah di antara setelah melakukan sholat Isya dan keluarnya fajar. Jika orang melakukan sholat tarawih sebelum melakukan sholat Isya, maka apabila dia mengetahui hukum (tidak sahnya melakukan sholat tarawih sebelum sholat Isya), maka sholat tarawihnya tidak sah. Sedangkan jika ia tidak mengetahui hukumnya, maka sholat tarawih tersebut berpeluang menjadi shaoat sunnah mutlak. Seperti halnya orang yang melakukan sholat sunnah Zuhur yang diduga telah masuk waktunya, namun ternyata belum masuk. Menurut satu pendapat yang unggul hukumnya adalah tidak sah.” (Abdurrahman Ibnu Ziyad Az-Zubaidi, Ghayatu Talkhisil Murad, [Beirut, Darul Fikr], jilid I, halaman 21).