JABAR EKSPRES – Ramai di media sosial tentang Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada 8 April 2024 mendatang. Tak hanya itu, beberapa di antara warganet penasaran apakah Gerhana Matahari Total tersebut bisa diamati di Indonesia?
Observatorium Bosscha menanggapi berita GMT pada April 2024 tersebut melalui Instagram resminya, Jumat (22/3/2024).
Sebelum mengetahui apakah Gerhana Matahari bisa disaksikan secara langsung di Indonesia ketahui terlebih dahulu proses terjadinya GMT di bawah ini.
Proses Terjadinya Gerhana Matahari Total
Dikutip dari Instagram @bosschaobservatory, Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis di ruang angkasa.
Gerhana Matahari Total terjadi saat Bulan sepenuhnya menutupi piringan Matahari.
Meskipun diameter Bulan relatif kecil, lintasan bayangan Bulan yang jatuh ke permukaan Bumi ketika gerhana terjadi hanya menutupi sebagian kecil area di Bumi.
Kemudian karena rotasi Bumi, daerah yang mengalami gerhana akan berbeda-beda setiap kali ada kesempatan terjadinya GMT.
Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada 8 April 2024 nanti akan melintasi bagian selatan Pasifik, Amerika Tengah, dan Amerika Utara.
Lalu peristiwa ini diprediksi terjadi sekitar pukul 17.45-18.49 UTC, yang bertepatan dengan tengah malam di wilayah Indonesia.
BACA JUGA: Fenomena Gerhana Bulan Penumbra Bakal Terjadi di Pertengahan Ramadhan 2024
Apakah Gerhana Matahari Total Bisa Diamati di Indonesia?
Gerhana Matahari Total 8 April 2024 tidak bisa disaksikan di Indonesia.
“Tentu saja tidak. Karena Gerhana Matahari tentu hanya bisa diamati di belahan Bumi yang mengalami siang,” tulis akun Observatorium Bosscha di Instagramnya.
Namun tak perlu khawatir, meskipun Gerhana Matahari Total nanti tidak dapat diamati di Indonesia, masyarakat dapat bersiap-siap untuk peristiwa yang akan datang.
BACA JUGA: Indonesia Bakal Sambut Gerhana Matahari Total 2024, Kapan Terjadinya?
Gerhana Matahari Total berikutnya di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada tanggal 20 April 2042, sekitar 18 tahun lagi.
Jalur totalitas gerhana diproyeksikan melintasi daerah Sumatera dan Kalimantan.
Jadi, meskipun harus menunggu beberapa tahun lagi, akan ada kesempatan untuk menyaksikan fenomena alam yang langka ini di Indonesia.