Penyintas Polio Legendaris Paul Alexander Meninggal Dunia pada Usia 78 Tahun
JABAR EKSPRES – Paul Alexander, seorang pria yang bertahan hidup selama tujuh dekade dengan bantuan ‘paru-paru’ besi akibat polio, telah meninggal dunia pada Senin (11/3) sore. Kabar kepergiannya disampaikan pada Selasa (12/3) melalui halaman GoFoundMe yang dibuat untuk mendukung pembayaran rumah dan perawatannya.
“Sungguh mengesankan melihat dukungan yang diberikan dan mengetahui betapa banyaknya orang yang terinspirasi oleh Paul. Saya sangat bersyukur,” ujar Philip Alexander, saudara Paul.
Informasi terkait penyebab kematian pria berusia 78 tahun ini masih belum jelas. Namun, dilansir dari berbagai sumber, bahwa Paul dirawat di rumah sakit tiga minggu sebelumnya karena infeksi Covid-19, meskipun pada pekan ini telah dinyatakan negatif.
Polio melanda Paul saat berusia 6 tahun pada 1952, ketika pandemi polio mencapai puncaknya. Pada saat itu, lebih dari 21 ribu kasus lumpuh akibat polio tercatat di Amerika Serikat. Namun, berkat vaksin yang dikembangkan pada akhir 1950-an, polio dianggap telah lenyap di AS.
Paul mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah dan tidak mampu bernapas sendiri akibat polio. Dia bergantung pada ‘paru-paru’ besi, sebuah silinder logam besar yang mengatur tekanan udara untuk merangsang pernapasan.
Dengan penuh semangat dan tekad, Paul mampu memperoleh gelar sarjana hukum dan bekerja sebagai pengacara ruang sidang selama 30 tahun. Dia juga meraih prestasi sebagai pasien ‘paru-paru’ besi yang bertahan hidup paling lama pada Maret 2023 menurut Guinness World Records.
Meskipun terbatas oleh kondisinya, Paul tidak menyerah begitu saja. Dia mempelajari teknik pernapasan yang memungkinkannya keluar dari ‘paru-paru’ besi selama beberapa jam.
Paul bahkan menerbitkan otobiografinya yang berjudul ‘Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung’, di mana dia menceritakan keberhasilannya bernapas secara mandiri selama 3 menit setelah proses pembelajaran selama setahun. Dia pun dianugerahi seekor anjing sebagai hadiah atas prestasinya.
Paul juga aktif dalam mendorong vaksinasi polio. Melalui akun TikTok pribadinya, dengan nama Polio Paul, dia secara konsisten menyuarakan pentingnya vaksinasi polio.
Kehidupan Paul tidak hanya menginspirasi banyak orang, tetapi juga menegaskan tekadnya untuk mengatasi keterbatasan. Meskipun meninggalkan dunia, warisannya sebagai penyintas polio yang kuat dan pendukung vaksinasi akan terus dikenang.