JABAR EKSPRES – Beramal dalam kehidupan haruslah berimbang, antara perkara-perkara yang berkaitan langsung dengan akibat di kehidupan akhirat. Ataupun yang tampak tidak langsung berkaitan dalam arti sifatnya masih duniawi.
Berimbang yang dimaksud bukan berarti harus sama porsinya, tetapi harus ada skala prioritas pilihan yang dilakukan antara amal-amal akhirat dan amal-amal duniawi.
Namun, tentunya hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah bentuk amal yang dilakukan, mana yang sifatnya akhirat dan mana yang sifatnya dunia.
Baca juga : Inilah Bukti bahwa Alam Akhirat itu Nyata Adanya
Secara umum orang memahami, yang disebut dengan amal akhirat adalah amal-amal yang berkaitan dengan ibadah makhdhoh, atau yang berkaitan langsung dengan praktek-praktek ibadah ritual langsung kepada Alloh SWT, seperti sholat, shaum, berdzikir, berdo’a dan ibadah haji.
Sedangkan amal-amal duniawi, adalah amal-amal yang berkaitan dengan praktek-praktek ibadah muamalah, atau yang terkait dengan hubungan antar manusia seperti halnya berbisnis, bekerja, berorganisasi, berpolitik, bernegara dan lain sejenisnya.
Lalu bagaimana skala prioritas dalam melakukannya…???
Jika diperhatikan dalam Al Qur’an, akhiratlah yang harus menjadi prioritas untuk diperhatikan, karena sifatnya lebih baik dan lebih kekal daripada dunia, seperti yang dinyatakan Alloh SWT dalam firman-Nya,
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
” Dan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”
( Q.S. Al A’laa : 17 )
Namun, jika bentuk amal tidak dipahami, maka akan menyebabkan salah dalam pengamalan dalam skala prioritas ini. Karena masih banyak yang beranggapan, ketika ingin bahagia di kehidupan selanjutnya, lalu tinggalkanlah dunia.
Yang akan menyebabkan secara tidak langsung jatuh tersesat ke dalam paham sekulerisme, yaitu memisahkan antara urusan akhirat dan urusan dunia, padahal akhirat dan dunia saling berkaitan akibatnya.
Dan Alloh SWT pun menyatakan dalam firman-Nya,
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
” Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”