JABAR EKSPRES – Insiden kebakaran salah satu gedung milik pabrik tekstil PT Kahatex di wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang berdampak terhadap karyawan.
Manajer Umum Bidang Humas dan Lingkungan di PT Kahatex, Luddy Sutedja mengatakan, atas terjadinya amukan si jago merah menimbulkan korban dengan luka ringan.
“Kalau bicara korban terluka, sebetulnya yang disebut luka itu seperti apa? Intinya ada luka lecet, ada yang keseleo betul, di Poliklinik bisa lebih jelas berapa orang,” kata Luddy saat ditemui Jabar Ekspres, Jumat (1/3).
Dia menegaskan, walaupun memang ada korban terluka atas insiden kebakaran, namun karyawan tersebut kondisinya sudah membaik di hari yang sama, yakni pada Kamis, 29 Februari 2024 kemarin.
BACA JUGA: Kebakaran di Pabrik PT Kahatex Sumedang, Sekira 120 Orang Tengah Beraktivitas saat Insiden Terjadi
“Kalau dari yang saya dengar ada dua orang, itu pun luka ringan dan sudah pulang saat itu, langsung ditangani,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Sumedang.
Ketika disinggung terkait adanya dugaan zat kimia di dalam gedung finishing 5 yang terbakar itu, Luddy menepis kabar yang beredar tersebut.
“Tidak ada zat kimia, di wilayah itu adalah divisi finishing, penyempurnaan tekstil. Kain yang tadinya lebarnya 60 ditarik jadi 64, ditarik 72, itu stamper. Jadi tidak ada kimia di situ, bukan gudang kimia juga,” bebernya.
Sementara itu, Luddy berujar, pasca diporak-porandakan angin puting beliung serta terjadinya kebakaran di PT Kahatex, berdampak terhadap aktivitas pekerjaan para karyawan.
‘Kita atur, jadi karyawan itu pasca pandemi, pasca permintaan yang turun akibat perang di Eropa, itu memang kita (pakai sistem) 5 hari kerja karyawan,” ujarnya.
BACA JUGA: Luas Panen Padi Jabar 2023 Menurun, Produksi Beras Hingga April 2024 Diprediksi Anjlok
Adapun kondisi sekarang, Luddy menyampaikan bahwa karyawan yang terdampak puting beliung tetap bekerja, termasuk pegawai di bagian finishing 5 yang gedungnya terbakar.
“Kita atur jadi 4 hari kerja, bergilir. Intinya kita mau cari yang terbaik buat karyawan,” terangnya.
Diungkapkan Luddy, saat awal diterjang puting beliung pendataan karyawan terdampak berpotensi dirumahkan, ada sekira 2.500 pekerja.