Apa Itu Tahun Kabisat? Ini Asal-Usul dan Fakta Menarik Leap Year

JABAR EKSPRES – Banyak yang belum mengetahui apa itu Tahun Kabisat, berikut ini asal-usul dan fakta menarik mengenai Leap Year.

Tahun kabisat atau Leap Year, juga dikenal sebagai tahun interkalar, merupakan konsep kalendar yang telah memainkan peran penting dalam menyesuaikan waktu manusia dengan peredaran Bumi di sekitar Matahari.

Fenomena ini memengaruhi sistem kalender yang digunakan di berbagai budaya dan memiliki dampak yang signifikan terhadap penentuan tanggal dan musim.

Di tahun ini, tahun kabisat jatuh pada hari Kamis, 29 Februari 2024.

Artikel ini akan membahas asal-usul tahun kabisat, bagaimana konsep ini diterapkan dalam kalender Gregorian, serta beberapa fakta menarik yang terkait.

Asal-usul Tahun Kabisat

Konsep tahun kabisat berasal dari usaha manusia untuk menyelaraskan tahun kalender dengan tahun tropis, yaitu waktu yang diperlukan Bumi untuk satu kali mengorbit Matahari.

BACA JUGA: Sinopsis Film Beirut, Kisah Seorang Diplomat Terjerat Jaringan Politik dan Kejahatan

Tahun tropis memiliki durasi sekitar 365.2422 hari, yang membuat penyesuaian tambahan diperlukan untuk menjaga agar kalender tetap akurat.

Romawi Kuno adalah salah satu peradaban pertama yang mengenali kebutuhan akan tahun kabisat.

Pada abad ke-1 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian yang mengikutsertakan tahun kabisat setiap empat tahun sekali.

Namun, pendekatan ini masih menghasilkan kelebihan waktu, dan pada abad ke-16 Masehi, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian untuk menyempurnakan sistem ini.

Kalender Gregorian dan Tahun Kabisat

Kalender Gregorian, yang sebagian besar digunakan di seluruh dunia saat ini, adalah hasil dari reformasi kalender yang dilakukan pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII.

Sistem ini mempertahankan konsep tahun kabisat dari kalender Julian tetapi menambahkan aturan tambahan untuk lebih menyempurnakannya.

Menurut aturan kalender Gregorian, tahun kabisat tetap diatur setiap empat tahun sekali, tetapi dengan pengecualian.

Tahun yang dapat dibagi oleh 100 tetapi tidak dapat dibagi oleh 400 tidak dianggap sebagai tahun kabisat.

Sebagai contoh, tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat, tetapi tahun 1600 dan 2000 tetap dianggap sebagai tahun kabisat.

Dengan penyesuaian ini, kalender Gregorian memiliki keakuratan yang lebih baik daripada kalender Julian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan