JABAR EKSPRES – Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi, Tirta Karma Senjaya, menekankan bahwa harga mata uang kripto saat ini sangat terpengaruh oleh kondisi global.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi harga kripto meliputi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat serta regulasi yang diberlakukan oleh negara tersebut terhadap industri kripto.

“Misalnya, AS menaikkan suku bunga, Bitcoin akan bergerak, kalau Bitcoin bergerak, kripto lainnya juga bergerak. SEC (Securities and Exchange Commission) menetapkan ETF Bitcoin dan mengincar exchanger itu juga berpengaruh pada perkembangan kripto termasuk harganya,” ucap Tirta dalam acara Talk Show tentang Ekosistem Kripto oleh Indodax di Jakarta, Selasa (27/2).

Data terkini dari Coinmarketcap menunjukkan bahwa harga Bitcoin telah mengalami penguatan, dengan nilai saat ini berada pada 54.621 dolar AS atau sekitar Rp853,9 juta untuk setiap Bitcoin.

Baca juga: Bitcoin Terbang Tinggi Lampaui $57.000, Didorong oleh Rekor Volume ETF BlackRock

“Kripto sifatnya global karena sumbernya global dan pergerakannya global. Jadi istilahnya harga referensi harga global, tidak ada pedagang yang menawarkan harga sendiri,” tambahnya.

Dalam konteks Halving Bitcoin yang akan datang, Direktur Utama Indodax, Oscar Darmawan, memprediksi bahwa harga kripto bisa mengalami peningkatan hingga dua kali lipat.

Halving Bitcoin, yang merupakan peristiwa pemotongan hadiah blok untuk penambangan Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun, diharapkan akan menimbulkan lonjakan harga karena perubahan dalam penawaran Bitcoin sementara permintaannya terus meningkat.

Oscar menyatakan optimis berdasarkan pengalaman masa lalu, Halving telah mendorong harga naik dua hingga tiga kali lipat, bahkan mencapai lima kali lipat pada tahun 2013.

“Saya percaya Halving membawa kenaikan harga biasanya dua sampai tiga kali lipat, bahkan lima kali lipat pada 2013. Halving tahun ini, bisa mencapai 2 kali lipat atau lebih,” pungkasnya.