Mereka menggunakan citra satelit untuk menentukan jumlah dan kedekatan ruang hijau. Selama kunjungan tersebut, para peneliti juga mengevaluasi gejala kecemasan anak-anak menggunakan alat penilaian yang sesuai dengan usia.
Temuan studi menunjukkan adanya korelasi antara kedekatan dan kelimpahan ruang hijau: semakin banyak ruang hijau yang tersedia, semakin dekat jaraknya. Anak-anak yang lebih banyak terpapar ruang hijau menunjukkan lebih sedikit gejala kecemasan. Korelasi ini berlaku pada berbagai ukuran keterpaparan dan penilaian kecemasan, dengan hubungan yang lebih kuat terlihat pada anak-anak dari latar belakang sosioekonomi rendah.
Penulis studi menyimpulkan bahwa penelitian mereka menunjukkan bahwa lingkungan hijau yang lebih banyak di rumah dan sekolah berkaitan dengan berkurangnya gejala kecemasan pada anak-anak. Mereka juga menemukan indikasi adanya hubungan yang lebih kuat pada anak-anak dengan status sosial ekonomi rendah.
Studi ini menyoroti pentingnya hubungan antara lingkungan dan kesehatan mental anak-anak. Namun, penting untuk dicatat bahwa desain penelitian ini tidak memungkinkan adanya kesimpulan sebab akibat. Meskipun rasional untuk percaya bahwa ruang hijau bermanfaat bagi kesehatan mental, mungkin juga keluarga dengan kesehatan mental yang lebih baik cenderung memilih atau membeli lingkungan hidup dengan lebih banyak ruang hijau.
Sumber: Long-term exposure to greenspace and anxiety from preschool and primary school children
Baca juga: Dampak TikTok dan Aplikasi Video Pendek terhadap Kesejahteraan Remaja