JABAR EKSPRES – Sering kita temui seseorang yang nampak bijak dan lemah lembut dihadapan orang, ternyata mengalami masalah emosi saat dengan marah. Ada beberapa terapi psikologis yang bisa dilakukann untuk mengendalikan dan mengelola emosi yang bisa dipelajari.
Melatih mengelola emosi saat sedang marah merupakan keterampilan penting dalam menjaga kesehatan mental dan hubungan interpersonal yang baik.
Baca juga : Dampak Psikologis Korban Love Scamming yang Membahayakan
Terdapat beberapa pendekatan psikologis dan teknik yang dapat membantu seseorang mengelola emosi mereka saat sedang marah.
Hal ini selain bisa membuat seseorang lebih bisa mengontrol emosinya, juga bisa memberikan ketenangan saat menghadapi masalah.
Berikut adalah beberapa cara dan terapi psikologis yang dapat digunakan:
1. Mindfulness (Kesadaran)
Praktik mindfulness, seperti meditasi atau latihan pernapasan, dapat membantu seseorang lebih sadar terhadap pikiran, perasaan, dan sensasi tubuhnya saat sedang marah. Ini membantu mereka mengidentifikasi emosi yang muncul dan mengelolanya dengan lebih efektif.
2. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
Terapi CBT mengajarkan keterampilan untuk mengubah pola pikir yang merugikan dan respons perilaku yang tidak sehat terhadap situasi yang memicu kemarahan. Ini melibatkan mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif, mengevaluasi kebenarannya, dan menggantinya dengan pikiran yang lebih realistis dan adaptif.
3. Terapi Diri (Self-Talk Positif)
Menggunakan self-talk positif adalah teknik di mana seseorang menggunakan kata-kata dan afirmasi yang membantu mereka tetap tenang dan mengendalikan emosi mereka saat sedang marah. Contohnya adalah mengatakan kepada diri sendiri, “Saya bisa mengendalikan diri saya” atau “Saya akan tenang dan menyelesaikan masalah ini dengan baik.”
4. Relaksasi dan Visualisasi
Latihan relaksasi, seperti teknik napas dalam-dalam atau progresif, dapat membantu mengurangi ketegangan fisik yang terkait dengan kemarahan. Visualisasi juga dapat membantu, di mana seseorang membayangkan tempat atau situasi yang menenangkan untuk mengalihkan perhatian dari kemarahan mereka.
Baca juga : 8 Alasan Psikologis Anak Muda Enggan Berumah Tangga Meski Sudah Cukup Umur
5. Komunikasi Efektif
Belajar untuk berkomunikasi dengan efektif dalam situasi yang memicu kemarahan dapat membantu seseorang mengekspresikan perasaan mereka dengan jelas dan tanpa kekerasan. Ini melibatkan penggunaan kalimat “saya” daripada “kamu” untuk menghindari menyalahkan orang lain, serta mendengarkan dengan empati.