JABAR EKSPRES – Tim pemenangan Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat III (Kota Bogor-Kabupaten Cianjur) dari Partai Amanat Nasional (PAN), Yane Ardian mempertanyakan hilangnya suara pada data Sirekap KPU RI yang mencapai hampir 50 persen dari suara awal yang ditampilkan.
Sebab sebelumnya, istri Bima Arya itu diklaim memenangkan suara terbanyak di Kota Hujan, tetapi untuk suara Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur Yane di posisi kedua.
Juru bicara Tim Pemenangan Yane Ardian, Toto Sugiarto menuturkan pihaknya menyampaikan beberapa poin penting terkait progres raihan suara Yane Ardian di Dapil Jawa Barat III.
BACA JUGA: Rekomendasi Kerja Sampingan yang Sangat Cocok untuk Karyawan, Penghasilan Stabil yang Menjanjikan!
Poin pertama hasil rekapitulasi suara form C1 internal berada di angka 87,84 persen. Hasil tersebut setelah penghitungan 2.559 Tempat Pemungutan Suara (TPS) wilayah Kota Bogor dari 2.913 TPS.
“Ada 354 TPS yang belum terinput. Hasil internal Kota Bogor Teh Yane posisi pertama PAN untuk Jabar 3 total 22.791 suara. Posisi berikutnya PAN 20.818 suara, yaitu Sekjen PAN Eddy Soeparno,” ungkap Toto kepada wartawan dikutip Rabu, 21 Februari 2024.
Toto memaparkan, untuk selisih suara internal PAN di Kota Bogor unggul 1.973 suara. Diketahui, Yane memperoleh suara paling banyak di wilayah Bogor Barat dengan jumlah 5.525 suara dan di Bogor Utara dengan 4.859 suara.
“Saat ini untuk wilayah Kabupaten Cianjur masih di rekap. Kami telah memperlihatkan performa bagus hasil suara unggul Kota Bogor. Nomor 1 di Kota Bogor, kalau di semua partai, kami unggul dari empat incumben yaitu pak Eddy, Irwan Ardi Hasman, Neng Eem dan Syarif Hasan,” jelas Toto.
BACA JUGA: Hadi Tjahjanto dan Istri Tiba di Istana, Benarkan Dirinya Dilantik Menko Polhukam
Ia menambahkan, pada poin kedua pihaknya sebagai tim internal Yane, mempertanyakan Aplikasi Sirekap KPU RI seperti ada kendala. Dijadwalkan 20 Februari 2024 direkap, tetapi 19 Februari 2024 ada pergerakan data rekap KPU.
“Data Teh Yane angka 9.480 suara, pada 19 Februari 2024 pagi harinya, drop menjadi 4.711 suara. Ini perubahan signifikan, kami ingin mempertanyakan apakah Sirekap bisa menjadi alat bantu masyarakat untuk ikut mengawal pemilu jujur dan adil. Ternyata KPU menyebutkan bahwa Sirekap hanya alat bantu, yang pasti itu hitung manual,” paparnya.