JABAR EKSPRES – Dalam perjalanan mengungkap kecurangan dan penipuan, kali ini kita akan membongkar sebuah skema penipuan yang tersembunyi di balik aplikasi TRA Football.
Beberapa waktu lalu, banyak sekali laporan informasi yang menjadi korban penipuan oleh sebuah aplikasi yang bernama RRT.cc. dari negara pakistan, namun di Indonesia, aplikasi tersebut dikenal dengan nama TRA Football.
Cara kerja dari kedua aplikasi ini sangat identik sama memiliki tampilan yang serupa, meskipun nama dan beberapa detail lainnya berbeda.
Baca juga : Terungkap! Aplikasi GSBA Scam Para Member Mulai Gak Bisa Tarik Saldo
Perlu dicatat bahwa aplikasi RRT.cc ini sudah terbukti sebagai skema penipuan. Dan, bukan tidak mungkin bahwa TRA Football di Indonesia akan mengikuti jejak yang sama.
Sama seperti RRT di Pakistan, TRA Football juga menawarkan berbagai bonus dan insentif kepada para pengguna untuk menarik lebih banyak orang. Namun, pada akhirnya, uang yang dihasilkan hanyalah dari uang deposit para anggota lainnya.
Perhatian juga perlu diberikan terhadap profil manajemen aplikasi ini. Banyak dari mereka menggunakan nama palsu dan mengambil foto orang lain untuk membingungkan pengguna.
Sebagai contoh, seorang yang disebut William Peton dalam aplikasi TRA Football sebenarnya memiliki nama asli Jim Biancho. Praktik semacam ini merupakan indikasi kuat bahwa aplikasi tersebut tidak dapat dipercaya.
Selain itu, klaim bahwa aplikasi ini dapat menghasilkan keuntungan besar tidaklah masuk akal. Sebagai contoh, ada yang mengklaim bahwa modal awal sebesar Rp500.000 dapat berubah menjadi Rp905.000 hanya dalam satu bulan. Namun, klaim semacam ini sangat tidak realistis dan perlu dicurigai.
Skema penipuan seperti ini juga tidak hanya terbatas pada TRA Football di Indonesia. Ada banyak aplikasi lain, seperti Simonida Media, Smart Wallet, dan BBH yang juga terbukti melakukan penipuan serupa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk waspada dan tidak terjebak dalam iming-iming keuntungan besar yang tidak masuk akal dari aplikasi-aplikasi semacam itu.
Dari kasus-kasus penipuan sebelumnya, kita dapat mengambil beberapa pelajaran berharga. Salah satunya adalah bahwa izin resmi atau kegiatan sosial yang dilakukan oleh aplikasi tidak selalu menjamin keamanan dan kepercayaan.