JABAR EKSRPES – Metode penghitungan cepat menjadi salah satu alternatif untuk mengetahui hasil suatu pemilihan umum.
Metode yang dilakukan untuk melakukan penghitungan cepat memang sangat beragam, setidaknya ada 8 metode yang pernah dilakukan oleh lembaga survey.
Penghtungan cepat sendiri hanya bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memenuhi syarat untuk melakukannya.
Baca juga : Jangan Politisasi Sistem Hitung Cepat
Metode hitung cepat dalam pemilihan umum adalah teknik yang digunakan untuk memperkirakan hasil suatu pemilihan sebelum penghitungan resmi selesai.
Berikut adalah beberapa macam metode hitung cepat yang umum digunakan:
1. Exit Polls (Jajak Pendapat Keluar TPS)
Metode ini melibatkan wawancara langsung terhadap pemilih yang keluar dari tempat pemungutan suara (TPS) setelah memberikan suaranya. Data ini kemudian diolah untuk memperkirakan hasil pemilihan.
2. Quick Count (Hitung Cepat)
Metode ini melibatkan pengumpulan data dari sejumlah TPS secara acak dan ekstrapolasi hasilnya untuk memperkirakan hasil pemilihan secara keseluruhan. Biasanya, lembaga survei atau lembaga swadaya masyarakat melakukan hitung cepat ini.
3. Parallel Vote Tabulation (PVT)
Metode ini melibatkan organisasi independen yang mengirimkan pengamat ke sejumlah TPS untuk mencatat hasil pemilihan secara langsung. Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara independen untuk memperkirakan hasil pemilihan.
4. Quick Response (QR) Codes
Beberapa negara menggunakan teknologi QR codes untuk mempercepat penghitungan suara. Setiap surat suara memiliki kode QR yang dapat dipindai untuk mencatat suara secara elektronik dan mempercepat penghitungan suara.
5. Real-Time Transmission of Results (RTTR)
Metode ini melibatkan penggunaan teknologi untuk mentransmisikan hasil pemilihan secara langsung dari TPS ke pusat pengumpulan data. Ini memungkinkan pengumpulan dan pengolahan data secara cepat.
Baca juga : Survei Tak Bisa Diadukan dengan Hitung Cepat
6. Statistical Modeling
Metode ini melibatkan penggunaan model statistik untuk memperkirakan hasil pemilihan berdasarkan data survei pra-pemilihan dan faktor-faktor lain seperti demografi, sejarah pemilihan sebelumnya, dan tren politik.
7. Machine Learning Algorithms
Beberapa lembaga menggunakan algoritma machine learning untuk memprediksi hasil pemilihan berdasarkan data historis dan variabel lain yang relevan.