People magazine 2019, memaparkan bahwa orang-orang ras asia timur itu paling atraktif di tahun itu. Disaat bersamaan ada studi penelitian “Unstereotyping Southeas Asian” 2017. Memaparkan bahwa ras atau etnisitas manusia itu dikolerasikan dengan strereotipe negatif atau positif, yang menemukan bahwa orang-orang dari asia tenggara (Orang-orang Indonesia), lebih tinggi stereotipe negatifnya berdasarkan penampilan daripada stereotipe positifnya.
Sepanjang tahun 2011 industri musik Indonesia berubah karena adanya boy band SMASH yang berhasil populer dikalangan anak muda. SMASH menjadi populer karena terbentuk boy group menampilkan tarian dan bernyanyi. Namun, popularitas SMASH kini sudah menurun. Pada sa’at SMASH tampil di acara TV nasional dengan memiliki hak cipta yang kuat. Dan pada music MV SMASH tidak terdapat adanya subtitle bahasa inggris. Hal ini sangat berbeda dengan music MV K-pop yang menawarkan subtitle beberapa negara.
Salah satu agensi industri musik dan hiburan di Korea Selatan adalah SM Entertaiment yang memiliki boy/girl band yang berhasil populer, diantaranya Super Junior, SNSD, Red Velvet, NCT, dll. Industri terkemuka secara global ini bertmitra dengan lebih dari 50 perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan yang terhubung secara mitra ini dapat membantu promosi global seperti kolaborasi dengan penyanyi luar atau penulis lagu terkenal. Berbeda dengan penyajian promosi boy band Indonesia. Menurut Budi Ace pengamat musik pada tahun 2013, memaparkan bahwa boy/girl band Indonesia hanya menyajikan karya saja, tidak memberikan visi misi yang jelas dan konsep dalam setiap karyanya. Dengan menyatukan aransemen musik dan konsep MV membuat karya musik berpeluang diterima secara global.
3 alasan ini menyimpulkan bahwa Indonesian-Pop tidak akan bisa Sepopuler Korean-Pop (untuk sekarang). Dengan memiliki stereotipe negatif pada penampilan Asia Tenggara, kurangnya agensi kontestan dan kurangnya Global Partners yang menjadi jembatan Indonesia semakin dikenal global menjadi alasan bahwa Indonesian – Pop untuk saat ini masih terbilang jauh untuk mencapai populer secara global. Seandainya industri entertaiment Indonesia melakukan apa yang dilakukan K-pop, mungkin ada peluang bahwa Indonesian – Pop juga akan ikut berkembang.