Universal Music Group Tarik Semua Lagu Taylor Swift Hingga Billie Eilish di Tiktok Akibat Perselisihan Royalti

TikTok Merespon: Kecewa dan Tudingan Terhadap UMG

TikTok pun memberikan tanggapan terhadap sikap tegas UMG. Platform tersebut menyatakan rasa kesedihan dan kecewa atas keputusan Universal Music Group, sambil menuding bahwa UMG lebih memprioritaskan keserakahan mereka daripada kepentingan para musisi dan penulis lagu yang tergabung di bawah payung mereka.

“TikTok telah mampu mencapai kesepakatan yang mengutamakan artis dengan label dan penerbit lainnya,” demikian pernyataan resmi TikTok. “Jelas sekali, tindakan Universal yang mementingkan diri sendiri bukanlah demi kepentingan artis, penulis lagu, dan fan.”

Gagal Perpanjangan Kontrak: Isu-isu Kritis yang Meruncing

Kesepakatan antara UMG dan TikTok mencapai ujungnya setelah tiga tahun berjalan, dimulai pada Februari 2021. Ketika itu, TikTok sepakat memberikan kompensasi yang adil bagi musisi dan penulis lagu, serta menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan UMG. Namun, gagalnya perpanjangan kontrak pada tahun 2024 membuka tabir tiga isu kritis yang menjadi pemicu ketidaksepakatan tersebut.

Tiga Isu Penting yang Menjadi Alasan Gagalnya Perjanjian

UMG mengklaim bahwa ketidaksepakatan berkutat pada tiga isu utama, yakni kompensasi yang sesuai untuk musisi dan penulis lagu, perlindungan musisi dari efek berbahaya AI, dan keamanan digital untuk pengguna TikTok. Isu-isu ini memberikan gambaran bahwa perbincangan antara kedua pihak menjadi sangat rumit dan penuh tantangan.

Apa Selanjutnya Bagi TikTok dan UMG?

Dengan musik-musik kesayangan yang menghilang dari TikTok, pengguna merasa kehilangan fitur yang selama ini menjadi identitas unik dari platform tersebut. Sementara itu, langkah selanjutnya bagi UMG dan TikTok masih menjadi tanda tanya besar. Apakah keduanya dapat menemukan kesepakatan dalam waktu dekat ataukah akan terus berlanjut dalam ketegangan yang merugikan kedua belah pihak?

Penutup: Perang Royalti dalam Era Digital

Kasus ini menyoroti pentingnya negosiasi yang adil dan kesepahaman di antara pemegang hak cipta, platform digital, dan para kreator konten. Perang royalti dalam era digital menuntut keseimbangan yang sulit dihasilkan, dan isu-isu kompleks seperti royalti, kompensasi, dan keamanan AI perlu diselesaikan dengan bijak demi kelangsungan industri musik yang adil dan berkelanjutan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan