JABAR EKSPRES – Harry Styles, musisi berbakat berusia 29 tahun, baru-baru ini mengalami kejadian traumatis saat menjadi korban pelecehan oleh seorang penguntit perempuan di London Utara. Perempuan penguntit tersebut bernama Myra Carvalho, berusia 35 tahun. Kejadian ini menggemparkan publik dan memberikan dampak besar pada kehidupan sehari-hari Styles.
Dilansir oleh The Sun pada Rabu (24/1), insiden pelecehan ini terjadi di London Utara. Meski waktu persis kejadian tidak diungkapkan, diberitakan bahwa musisi ini baru saja kembali dari liburan di Karibia bersama kekasihnya, Taylor Russell.
Myra Carvalho ditangkap dan kemudian didakwa di Pengadilan Highbury Corner pada Selasa (23/1). Menurut dokumen pengadilan, Carvalho menginap di sebuah hostel di Earls Court, London Barat.
Pengadilan menyebut Carvalho melakukan tindakan yang setara dengan penguntitan, yang menyebabkan kekhawatiran atau tekanan serius pada Harry Styles. “Harry sungguh terguncang. Dia menghabiskan awal bulan di Anguilla dengan Taylor [Russell] dan James Corden, dan dia memiliki istirahat yang menyenangkan,” ungkap sumber kepada The Sun.
Kejadian ini menimpa Styles tak lama setelah kembali dari liburan. “Harry hanya ingin beraktivitas seperti biasa, tapi ini sungguh mengkhawatirkan,” lanjut sumber tersebut.
Dokumen pengadilan mencatat bahwa Myra Carvalho menyadari betul bahwa tindakannya dapat menyebabkan kekhawatiran atau kesulitan bagi Harry Styles.
The Sun melaporkan bahwa dakwaan terhadap Carvalho dijatuhkan karena dianggap memiliki “dampak merugikan yang besar” terhadap aktivitas keseharian Harry Styles. Saat ini, Carvalho ditahan dan dijadwalkan akan dihadirkan dalam sidang di Pengadilan Harrow Crown di London pada 20 Februari.
Dalam kaitannya dengan kabar ini, Daily Mail melaporkan bahwa perwakilan Harry Styles menolak untuk memberikan komentar.
Kasus ini mencuat setelah insiden serupa pada 2022 yang melibatkan seorang perempuan bernama Diana Tarazaga-Orero, berusia 29 tahun. Tarazaga-Orero memaksa masuk ke rumah Harry setelah tiga tahun sejak dinyatakan bersalah atas tindakan penguntitan.
Dampak dari insiden tersebut membuat Harry Styles meningkatkan pengamanan dirinya, termasuk merekrut penjaga malam dan menambahkan tombol panik di kamarnya. Kejadian ini kembali memicu perhatian akan bahaya penguntitan terhadap tokoh publik dan memicu diskusi tentang perlunya langkah-langkah keamanan lebih lanjut untuk melindungi mereka dari ancaman serupa di masa depan.