JABAR EKSPRES – Adina Moshe, seorang wanita Israel yang ditawan oleh militan Hamas selama hampir 50 hari, mengungkapkan pengalamannya kepada sebuah saluran TV Israel. Dia menjelaskan bahwa dia ditahan di sebuah terowongan yang gelap dan lembab, di mana ia bertemu dengan seorang pemimpin Hamas.
Moshe mengatakan bahwa Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, mengunjungi mereka di bawah tanah.
“Halo. Apa kabar? Semuanya baik-baik saja?” ucap Yahya Sinwar kepada mereka dalam bahasa Ibrani yang dia pelajari selama penahanan yang panjang di Israel, melansir dari laman AP.
Moshe disandera bersama suaminya oleh sekelompok militan Hamas yang menyerbu rumah mereka. Suaminya ditembak di depannya sebelum dia dibawa ke Gaza dengan sepeda motor.
Baca juga: 11 Ribu Anak di Gaza Sudah Menjadi Syuhada
Moshe dan sandera lainnya kemudian dibawa masuk ke dalam jaringan terowongan Hamas yang luas. Mereka berjalan selama lima jam melalui lorong-lorong yang gelap dan tidak berudara hingga mencapai ruang bawah tanah di mana mereka diberitahu bahwa mereka akan dibebaskan dalam beberapa hari.
“Saya mengatakan kepada semua orang, ‘Kami akan berada di sini setidaknya selama dua bulan dan bukan karena Hamas,’” katanya, mengindikasikan bahwa ia memendam kemarahan kepada Israel karena tidak melakukan pembebasan lebih awal.
Moshe mencatat bahwa mereka menghabiskan waktu dengan makanan kaleng yang semakin menipis, lampu LED kecil sebagai sumber cahaya, dan ceramah yang diberikan oleh rekan sandera yang berpengetahuan luas.
Dia juga mengungkapkan bahwa dia meminta orang-orang bersenjata untuk menurunkan senjata mereka agar tidak menakuti anak-anak sandera, dan mereka mengabulkannya.
Meskipun Moshe tidak mendengar pemboman besar-besaran Israel dari tempat yang sangat dalam di bawah tanah, dia bisa merasakan getaran dari terowongan-terowongan ketika itu terjadi.
Dia menyatakan bahwa dia merasa beberapa rekan sandera mungkin sudah tidak hidup lagi, karena dia yakin mereka telah dipindahkan dari tempat di mana dia berada saat itu.
Baca juga: 25.000 Orang Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel