“Untuk kelas empat dan lima. Jadi ada penyesuaian jam KBM, kelas 6 hanya belajar tiga jam, sementara yang lain hanya belajar dua jam,” tuturnya.
Kendati demikian, kata Tati, sekolah tetap memastikan hal pendidikan terhadap siswa terpenuhi dengan cara memberikan tugas setiap harinya, dan orangtua murid harus memberikan laporan terkait tugas anak.
BACA JUGA: Papan Reklame Caleg DPRD Kota Bogor Roboh, Timpa Lapak Pedagang Sate dan Motor
“Hak siswa tetap kami penuhi, tetapi kami ingin bangunan ini segera diperbaiki,” harap dia.
Ketua Komite SDN Polisi I, Noer Tjahyo mengaku khawatir dengan keselamatan para murid. Hal itu lantaran masih banyaknya puing hingga baja ringan rusak yang masih menggantung.
“Kami khawatir material bangunan itu jatuh ke bawah dan menimpa murid. Sisa puing itu riskan jatuh,” lirihnya.
Atas dasar itu, kata dia, orangtua murid berharap Pemkot Bogor segera melakukan perbaikan dan membersihkan puing-puing.
“Walikota pernah bilang bahwa pembangunan akan selesai dalam 3 bulan. Malah Dinas Pendidikan (Disdik) diminta segera melakukan perbaikan. Tapi sampai sekarang belum,” ucapnya.
Hal itu, sambung dia, disinyalir lantaran terbentur penghapusan aset yang sudah tiga pekan belum rampung.
“Padahal, pihak asuransi bersama sekretaris daerah, konsultan, dan dinas telah meninjau lokasi,” tandasnya. (YUD)