Sementara itu, Juru Bicara pasangan capres-cawapres nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Surya Tjandra, memandang hal wajar soal dukungan dari para konglomerat kepada Prabowo-Gibran.
Menurutnya, para orang terkaya RI itu sudah tahu siapa kandidat yang siap melayani dan memfasilitasi kepentingan bisnis mereka.
Dia juga melihat, apa yang dilakukan oleh para konglomerat itu karena berpikir pragmatis mencari payung yang aman bagi keberlangsungan bisnisnya.
Sebab, rencana program “mengejar pajak” 100 orang terkaya di Indonesia yang digaungkan pasangan AMIN, bisa jadi membuat orang-orang tersebut memilih dukungan ke 02.
“Kan sama pak Anies malah mau dipajakin tuh 100 orang terkaya. Gimana mereka gak kabur dukung Prabowo yang lebih pilih mau pajakin UKM,” ujar Surya dalam konfirmasinya, Selasa (23/1).
Surya menyebutkan bahwa persoalan mengejar pajak 100 orang terkaya di Indonesia itu merupakan orientasi pemikiran keadilan yang digaungkan pasangan AMIN.
Surya mengutip pernyataan Anies Baswedan, bahwa acuan rumus perpajakan yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat itu adalah membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.
Baca Juga: Daftar Pelanggaran Gibran Rakabuming Raka dalam Debat Cawapres
“Sementara sebelumnya, saya ingat ada salah satu wakil ketua tim pemenangan Prabowo-Gibran sempat menyebutkan akan melakukan ekstensifikasi perpajakan dengan menerapkan pajak bagi usaha kecil menengah (UKM) pada Desember tahun lalu. Yang kemudian saya dengar direvisi anggota lainnya dengan membebaskan pada tiga tahun pertama dulu, baru dipajakin setelahnya,’’ ujarnya.
Menurut Surya, justru bisa menunjukkan bagaimana sebenarnya sikap keberpihakan para pasangan capres-cawapres terkait keadilan sistem perpajakan bagi masyarakat Indonesia. Baginya, sudah jelas bagi publik untuk melihat siapa yang melayani masyarakat banyak atau yang lebih prioritas pada sedikit kalangan kaya raya.