JABAR EKSPRES – Sebuah karya seni terbaru dari seniman jalanan asal Inggris, Banksy, menjadi pusat perhatian setelah dicuri oleh seorang pria misterius hanya satu jam setelah Banksy mengunggahnya di media sosial pada Jumat (22/12). Kejadian ini mengejutkan banyak orang, terutama karena karya tersebut diyakini menyiratkan seruan Banksy untuk gencatan senjata di Israel.
Karya yang dicuri adalah sebuah mural yang dipasang di kawasan Peckham, London. Melalui karyanya, Banksy menggambarkan tiga buah drone yang menempel di rambu lalu lintas ‘STOP’. Banyak yang menganggap bahwa ini adalah simbol dukungan seniman kontroversial ini terhadap Palestina.
Dilansir dari CNN, beberapa orang menjadi saksi mata saat karya tersebut dicuri. Alex, seorang saksi mata, menceritakan, “Saya membuka Instagram dan melihatnya [karya Banksy] diunggah. Saat saya hendak istirahat makan siang, ada dua orang di sana. Kami mengambil gambarnya.”
Pencuri yang tidak dikenal itu diketahui mengambil papan rambu lalu lintas dan melarikan diri menyeberangi jalan. Menariknya, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan terlihat tidak terlalu peduli dengan karya seni yang baru saja dicuri.
Banksy, seorang seniman misterius yang identitasnya masih dirahasiakan, dikenal sebagai pendukung perjuangan rakyat Palestina. Pada tahun 2017, ia bahkan membuka sebuah hotel di Bethlehem yang diberi nama “Walled Off Hotel” dengan tujuan menarik perhatian dunia terhadap konflik Israel-Palestina.
Kejadian pencurian ini terjadi di tengah ketegangan antara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sedang memutuskan resolusi untuk Israel-Palestina. Sebagai langkah lanjutan, DK PBB menyetujui resolusi yang mendesak peningkatan pengiriman bantuan ke Gaza.
Pencurian karya seni ini tentu menambah dimensi baru pada kisah kontroversial Banksy, yang selalu menciptakan karya dengan pesan politis dan sosial yang dalam. Dalam situasi ini, masyarakat dan penggemar seni jalanan di seluruh dunia bertanya-tanya, apakah pencurian ini memiliki motif politis ataukah hanya tindakan kejam yang dilakukan oleh seseorang yang ingin memiliki potongan seni kontroversial tersebut.