Cerita Pengolah Air Nira yang Enggan Tergerus Zaman

“Sehari dua kali pengambilan, yang pertama setelah sholat subuh dan kedua setelah sholat ashar,” bebernya dengan tangan kanan yang digerakkan seolah mempertegas waktu pengambilan air nira.

Perjalanan ke hutan dari rumah Tardin untuk mengambil air nira membutuhkan waktu sekira 60 menit perjalanan. Kemudian air nira dikemas dalam plastik dan disimpan ke lemari pendingin, tujuannya agar cita rasa manis alami tetap terjaga alias tidak berubah jadi asam.

Setelah itu sebagian air nira ada yang dimasukkan ke wajan untuk dipanaskan menggunakan pembakaran manual, atau biasa disebut suluh dalam bahasa Sunda.

“Takarannya kalau air nira satu liter, ditambahkan air mineral satu liter. Dipanaskan selama 6 jam terus sampai airnya menyusut,” imbuhnya yang mulai menyulut sebatang rokok kretek.

Tardin atau akrab juga disapa Uwa menerangkan, untuk air nira yang diolah dengan cara dipanaskan itu nantinya dijadikan sebagai gula aren.

Air nira yang telah terkumpul kemudian disaring terlebih dahulu agar lebih bersih. Lalu dibawa ke tempat pemasakan. Air nira yang telah disaring akan direbus ke dalam wajan yang besar dan dengan api yang sedang. Cairan air nira tersebut harus sering diaduk selama proses rebusnya. Durasi pemasakan selama 5 sampai 6 jam, tergantung pada bentuk tungku dan besarnya api.

Tardin yang masih duduk di Gazebo depan rumahnya itu memaparkan, air nira yang sedang dimasak sesekali harus diaduk, agar tidak gosong ketika mendidih, perlu diperhatikan juga bahwa air nira yang sedang dipanaskan ini akan mengeluarkan buih. Buih yang keluar harus dibuang, tujuannya berguna agar ketika dicetak, gula dapat mengeras dan tidak menghitam.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, setelah direbus dengan waktu yang cukup lama, cairan gula akan berubah warna secara perlahan menjadi warna cokelat. Cairan gula yang sudah berubah warna kecokelatan pun perlahan mengeluarkan letupan-letupan kecil seperti magma.

“Kalau sudah mulai mengeras, gula aren siap dicetak. Ditunggu saja selama satu malam juga besoknya bisa dibungkus dan dijual,” paparnya yang dilanjut dengan menghisap kembali rokok kretek.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan