Jabar Ekspres – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat memberikan subsidi sebesar Rp1.250 per-kilogram dalam bentuk beras kemasan 5 kilogram yang dijual di sejumlah pasar tradisional.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ricky Riyadi menjelaskan, langkah pemberian subsidi tersebut sebagai upaya menekan harga beras di pasaran.
“Beras subsidi ini dijual di Pasar Tagog Padalarang, Pasar Batujajar, Pasar Panorama Lembang, Pasar Cisarua, Pasar Buah-buahan Lembang, Pasar Curug Agung, Pasar Cililin, dan Pasar Sindangkerta,” kata Ricky Riyadi kepada wartawan, Rabu (20/12/2023).
BACA JUGA: Jelang Nataru, Pedagang Cimahi Keluhkan Sepinya Konsumen Imbas Kenaikan Harga Cabai dan Bawang Merah
Menurutnya, kebijakan Pemkab Bandung Barat mensubsidi beras sebagai upaya mengendalikan harga yang digelar dalam operasi pasar. Kegiatan inipun bekerja sama dengan Bulog.
“Kami minta pihak Bulog untuk bisa memenuhi kebutuhan beras subsidi tersebut,” katanya.
Ia menerangkan, beras yang disubsidi Pemkab Bandung Barat dijual di 77 pedagang sesuai data yang telah di kelola oleh Pemkab Bandung Barat. Setiap pedagang akan disuplai 1 ton per Minggu.
“Alhamdulillah dari pihak bulog bisa merespon permohonan dari kami, mudah-mudahan beras murah tersebut bisa terpenuhi untuk 77 pedagang,” tuturnya
Di tempat terpisah, Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif menambahkan, beras subsidi Pemkab Bandung Barat tersebut khusus dipasarkan di delapan pasar tradisional.
“Mudah-mudahan dengan adanya beras bersubsidi ini bisa meringankan beban masyarakat, dan ini juga bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat,” kata Arsan Latif.
Sebelumnya, harga beras dalam beberapa bulan terakhir tak kunjung turun. Akibat tingginya harga beras mempengaruhi daya beli masyarakat.
BACA JUGA: Jelang Nataru, Harga Cabai di Bandung Barat Masih Pedas
“Sejak harga beras tinggi penjualan mengalami penurunan 30-40 persen. Akibat turunnya daya beli masyarakat, saya terpaksa menurunkan stok beras,” kata Kris Dandi Ramadan (25) salah seorang pedagang beras di Pasar Tagog Padalarang.
Semenjak harga beras melambung tinggi, Kris menurunkan stok dari biasanya 4 ton sekarang hanya 3 ton. Pasalnya, pembeli menurun drastis sehingga harus menyesuaikan dengan stok.