JABAR EKSPRES – Komoditas pangan khususnya sembako, kini kondisi di Pasar Atas Kota Cimahi mengalami kenaikan signifikan pada beberapa jenis bahan pangan.
Saat ditelusuri oleh Jabar Ekspres pada Selasa (19/12), Nining (70) mengungkapkan harga sayuran saat ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi, seperti halnya cengek yang awalnya Rp80 ribu/kilo kini menjadi Rp100 ribu/kilo.
“Sekarang kol dari Rp7 ribu jadi Rp14 ribu, seledri Rp15 ribu jadi Rp40 ribu, bawang daun Rp14 ribu sekarang Rp22 ribu. Cengek sekarang turun Rp80 ribu sebelumnya Rp100 ribu sampai Rp120 ribu, cabai merah turun Rp80 ribu sebelumnya Rp120 ribu,” ungkapnya.
Nining menjelaskan, barang yang diambil dari pasar Caringin Kota Bandung beralasan kenaikan harga akibat cuaca yang belum menentu. Sehingga mempengaruhi pada kualitas hasil panen dari petani.
“Saya barangnya dari Caringin, dari sananya sudah naik alasannya kemarau, kemarin sudah hujan terus kemarau lagi jadi tanamannya mati jadi dampaknya panjang sekarang,” jelasnya.
BACA JUGA: Inflasi di KBB Belum Terkendali, Direktur Puskapolekbang Sebut Nasibnya Bisa Seperti Kota Cimahi
Di lokasi yang sama, Pak Acong (33) penjual telur di Pasar Atas Cimahi mengungkapkan hingga saat ini harga telur masih dalam keadaan stabil, sehingga masih belum ada penurunan secara signifikan dari pembeli.
“Telur lagi stabil, paling ada selisih Rp100-Rp200 perak, kalau dari bandar Rp25.500, dijual disini Rp27-Rp28 ribu untuk telur ayam. Bebek juga sama lagi stabil, kalau telur ayam kampung naik kemarin Rp26 ribu sekarang Rp27 ribu. Sementara telur puyuh turun Rp1.000, dulu Rp28 ribu sekarang jadi Rp27 ribu,” imbuhnya.
Saat ditanya terkait kenaikan harga menjelang akhir tahun, Acong mengatakan hal tersebut tergantung dari pemasokan. Ia menjelaskan, bila minat beli masyarakat tinggi maka harga akan otomatis naik.
“Menjelang akhir tahun, tergantung pemasokan misalnya peminatnya banyak mungkin bisa naik,” jelas Acong.
Ia pun menjelaskan bila distributor telur saat ini mayoritas di kirim dari Jawa Timur, karena bila dari petani lokal di Jawa Barat masih kurang memadai