JABAR EKSPRES – Beyoncé, sang diva pop dunia, terjebak dalam kontroversi setelah seniman Jepang, Hajime Sorayama, secara terbuka menuduhnya menjiplak karya visual untuk panggung tur Renaissance. Tudingan ini meletup di media sosial pada Senin (11/12), ketika Hajime meminta Beyoncé untuk setidaknya meminta izin langsung untuk menggunakan karyanya.
Dalam unggahan sindiran di Instagram, Hajime menyoroti kesamaan antara karya visual futuristiknya dan materi visual yang ditampilkan dalam panggung tur Renaissance. Ia bahkan menawarkan untuk membuat karya yang lebih baik untuk Beyoncé, mengacu pada pengalamannya dalam mengerjakan aset visual untuk The Weeknd.
Unggahan Hajime memicu perdebatan di kalangan fans Beyoncé, dengan beberapa mendukung penyanyi pop tersebut dan menuduh Hajime balik. Namun, ada juga yang menyoroti kemungkinan inspirasi bersama dari film fiksi ilmiah Metropolis (1927) asal Jerman.
Page Six melaporkan bahwa tudingan Hajime menciptakan pro dan kontra di kalangan fans, namun belum jelas apakah Hajime akan mengajukan tuntutan hukum. Pihak Beyoncé juga belum memberikan respons terkait klaim ini.
Renaissance World Tour, yang diumumkan pada Februari 2023, menjadi sorotan dengan tiket konser pembuka yang terjual habis dengan cepat, bahkan hingga penyelenggara menambah tanggal konser. Tur ini hanya melibatkan Eropa dan Amerika Utara, mirip dengan dua tur sebelumnya yang juga terbatas pada negara-negara Barat.
Setelah tur berakhir pada Minggu (1/10) di Kansas City, AS, Beyoncé berhasil meraih sukses finansial dengan pendapatan mencapai sekitar US$578 juta atau Rp9,046 triliun. Menurut laporan Variety via Live Nation, Beyoncé berhasil menghadirkan 2,7 juta penonton dalam 56 pertunjukan di 39 kota.
Renaissance, album yang menjadi pendamping tur tersebut, sukses memuncaki tangga album populer Amerika Serikat Billboard 200 pada tahun 2022. Data Luminate yang dilaporkan Hollywood Reporter menunjukkan bahwa album ini terjual lebih dari 332 ribu kopi unit setara album pada pekan pertamanya hingga 4 Agustus lalu.
Dari total penjualan tersebut, 190 ribu merupakan penjualan album fisik, 138 ribu dari album setara streaming (SEA), dan empat ribu dari album setara trek (TEA). Kesuksesan tur dan album ini membuktikan dominasi Beyoncé dalam industri musik pop global, meskipun tetap diiringi oleh bayang-bayang kontroversi klaim jiplak karya visual dari Hajime Sorayama.