JABAR EKSPRES – Erupsi Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, pada Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB, menyisakan banyak duka. Puluhan pendaki dilaporkan meninggal dunia, 5 orang korban Marapi ditemukan meninggal saling berpelukan.
Video penemuan korban marapi yang meninggal berpelukan 5 orang ini kini tengah viral diberbagai media sosial. Banyak yang merepost video tersebut, sehingga video tersebut semakin tersebar luas.
Dari berbagai postingan tersebut, banyak memancing komentar dari warganet yang merasa prihatin dan memberikan doa. Namun tidak sedikit juga yang menyalahkan, kenapa malah mendaki padahal gunung tersebut sudah memunculkan tanda-tanda.
Meletusnya gunung api berketinggian 2.891 mdpl ini, ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik, hingga 3.000 meter dari puncak kawah, yang disertai suara gemuruh.
Baca juga : Inilah Profil Yasirli Amri Korban Erupsi Gunung Marapi yang Meninggal di Tugu Abel
Dari kejadian tersebut dilaporkan sebanyak 75 orang pendaki yang terjebak saat kejadian erupsi. 52 orang berhasil menyelamatkan diri, Sementara 23 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Korban Marapi yang berpelukan 5 orang ini termasuk kedalam 22 orang yang dinyakan meninggal tersebut.
Sedangkan yang selamat sebagian ada yang masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Data tersebut menurut Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan merupakan data yang tercatat saat mendaftra online, pihaknya mengaku khawatir masih ada pendaki yang tidak mendaftar sehingga tidak terdata dan masih terjebak dalam erupsi tersebut.
Hal ini karena adanya laporan masih ada 30 keluarga yang belum mendapatkan informasi, terkait keberadaan sanak saudaranya yang di
kabarkan sedang mendaki gunung tersebut.
Karenanya Dwi mengaku tetap akan melakukan proses penyisiran untuk mencari korban lain.
Baca juga : Gunung Marapi Erupsi untuk Ketiga Kalinya di Hari Ini
“Berarti masih ada tujuh lagi yang harus dicari,” ujar Dwi dalam keterangannya.
Meski demikian, Dwi mengaku saat ini upaya penyisiran oleh tim puncak Gunung Marapi memang mengalami kendala terutama pada faktor cuaca. Sebab, jalan pendakian dalam kondisi licin akibat hujan yang turun di puncak. Ditambah lagi ada kabut di sekitar puncak sehingga menjadi tantangan proses evakuasi. Bahkan, erupsi juga masih terus terjadi hingga saat ini.