JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Wali Kota Banjar Ida Wahida Hidayati menanggapi polemik buntut pidato yang disampaikannya saat acara pisah sambut Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar di Aula Setda Banjar, 4 Desember 2023 lalu.
Saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Ida Wahida Hidayati mengaku, dalam penyampaian pidato saat itu, kapasitas dia sebagai Pj Wali Kota Banjar hanya memperkenalkan keluarganya kepada kalangan pejabat dan masyarakat umum.
Diketahui, dalam sambutannya, Ida Wahida Hidayati memperkenalkan suami dan anak bungsunya. Dimana saat perkenalan tersebut, Ida secara langsung menyampaikan bahwa anaknya tengah menjadi Caleg DPRD Provinsi Jabar dari Partai PDI Perjuangan. Meski demikian, Ida tidak menjelaskan dapil mana anaknya mencalonkan diri.
Baca juga: Upaya Menanggulangi Bencana, Pemprov Jabar Siapkan Anggaran Rp400 M
“Kapasitas saya hanya memperkenalkan keluarga kecil saya agar masyarakat mengenal keluarga Pj wali kota,” kata Ida Wahida Hidayati.
Ia menyebut, dalam mengenalkan anaknya kepada publik, Ida sadar jika anaknya bukan dari di Banjar. Menurut dia, pilihan anaknya dalam berpolitik sudah menjadi pilihan berkarier sesuai hati nuraninya.
“Anak ibu nyalon bukan di Banjar dapilnya. Anak-anak sudah dewasa dan sudah punya rumah tangganya masing-masing. Mereka berkarir sesuai hati nuraninya. Itu hak anak, ibu aktif di partai, kan dia bukan pegawai negeri,” kata Ida Wahida Hidayati.
Ia juga mengaku, meski anaknya berkarier dalam dunia politik, Ida sebagai ASN tetap memegang teguh netralitas.
“Kalo ibu kan pegawai negeri, jelas fakta integritasnya ASN netral tidak memihak partai manapun. Dan kita sudah deklarasi netralitas ASN bersama forkopimda Banjar dan seluruh ASN Kota Banjar pada hari kamis tgl 7 Desember 2023 di aula pemkot Banjar,” ucapnya.
Akademisi di Kota Banjar, Dadi Mulyadi mengatakan, sebaiknya seorang ASN tidak boleh memperkenalkan keluarganya sebagai Caleg secara spesifik.
“Ada kesalahan berbicara dalam memperkenalkan keluarga, sebagai penjabat Wali Kota Banjar dari ASN, sebaiknya tidak perlu berbicara warna apalagi menyebutkan nama partainya itu sudah over acting,” kata Dadi Mulyadi.
“Walau beda dapil namun tetap tidak etis. Lebih baik fokus saja kepada tugasnya sebagai Penjabat wali kota,” katanya. (CEP)