“Yang terdampak itu 9 kelas, satu perpustakaan, mushola, dan satu ruang guru. Terus alat-alat elektrik semua hancur,” ungkapnya
Heti mengungkap, banjir yang kedua ini juga bukan hanya merendam sekolah melainkan merendam seluruh pemukiman warga yang dekat dengan sungai tersebut.
“Jadi bukan kita sekolah aja tapi semua masyarakat di sini kena. Khususnya warga Blok Hawu. Air sampai masuk ke dalam rumah, cuman yang hari pertama Jumat mah. Ini sekolah cuman pas yang kedua itu merata semua, kemarin lebih parah,” jelasnya.
Heti mengungkapkan, ketika banjir pertama, kegiatan sekolah masih bisa dilakukan. Bahkan, ketika hujan deras yang terjadi pertama, banjir hanya menggenangi lapangan sekolah.
BACA JUGA: Terungkap! Berikut Kronologi dan Fakta Tersangka Perusakan Pipa PDAM di Kampung Muara
“Senin Selasa sempet banjir. Cuman kita sudah bersihin kelas-kelas dan sudah kering, baru kita masuk belajar. Selasanya juga masih bisa dan Rabunya (mulai) nggak bisa. Air naik lagi lebih tinggi, mungkin sedada orang dewasa,” ungkapnya.
Selain itu, Heti mengaku, ketika banjir terjadi yang kedua kali kegiatan sekolah sedang memasuki ujian semester. Sehingga saat ini ujian sekolah dihentikan sementara.
“Ini sekarang lagi ujian dan untuk sementara ada instruksi dari Kepala Bidang Pendidikan diliburkan dulu. Nanti menyusul kabarnya. Nunggu ini (sekolah) dibersihkan dulu. Paling nanti Senin depan kita ikut nyusul ulangan (semester),” terangnya.
Heti menjelaskan, jika di wilayah sekolah ini termasuk langganan banjir. Apalagi ketika musim hujan. Namun, banjir yang hampir merendam semua bangunan sekolah ini merupakan yang paling parah.
“Emang langganan banjir. Hampir setiap musim hujan selalu ada banjir. Tapi banjirnya engga kayak sekarang ini. Cuman air hujan aja, engga lumpur sama limbah kaya sekarang. Cuman lapangan sekolah juga yang terdampak nggak sampai masuk ke ruang belajar. Dan banjir yang sekarang ini paling parah ini,” ungkap dia.
Terkait ditanya adanya penanganan dari pemerintah, Heti mengaku saat ini sudah ada peninjauan dari pemerintah setempat. Bahkan, Kepala Desa Cigondewah Hilir sudah memanggil Dinas Damkar untuk menangani kasus banjir di sekolah itu.