JABAR EKSPRES – Jelang Pemilihan Umum pada 14 Februari 2024, berbagai persiapan dilakukan baik dari parpol, caleg, tim pemenangan paslon capres-cawapres hingga perangkat pemilu lainnya.
Masyarakat di Kabupaten Bandung diantaranya yang sudah melakukan persiapan jelang momen Pemilu 2024. Berbicara Pemilu, tentu bersinggungan juga dengan pendukung yang berbeda pilihan. Berbedanya pandangan serta pilihan, tak jarang menciptakan friksi hingga gesekan yang justru meluas jika tak dikendalikan.
Tak dipungkiri, Jawa Barat termasuk dalam wilayah dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tertinggi keempat. Artinya, tak hanya gesekan, pelanggaran pemilu yang awalnya kecil, bisa meluas jika tak di antisipasi. Gesekan sudah pasti terjadi di beberapa wilayah yang memiliki IKP yang tinggi.
BACA JUGA: Proses Evakuasi Erupsi Gunung Marapi: 11 Pendaki Ditemukan Tewas
Pengamat Pemilu di Jawa Barat, Masykurudin Hafidz menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Mulai dari pemilih yang bervariatif, kelompok pendukung paslon capres-cawapres, termasuk aktor politik itu sendiri.
“Tentu banyaknya latar belakang politik yang berbeda-beda, semakin banyak pula tokoh nasional yang nyalon di sini (Dapil Jawa Barat), tentu tingkat kerawanan akan semakin meningkat,” ujar Masykurudin.
Kerawanan gesekan dan friksi nyaris tak bisa dihindari. Apalagi, dengan berkembangnya teknologi, memudahkan aktor politik menggiring isu untuk memenangkan dukungannya di 2024 nanti.
Sementara Bupati Bandung, Dadang Surpiatna pada 20 Februari 2023 pun sudah mendeklarasikan bersama Forkopimda Kabupaten Bandung, KPU, Bawaslu Kabupaten Bandung untuk menciptakan pemilu damai.
Kegiatan yang dilakukan dengan diskusi bersama ini, diharapkan dapat menyatukan pikiran untuk menjadi langkah yang harus direalisasikan bersama-sama.
“Dengan dilaksanakannya deklarasi bersama oleh semua pimpinan partai politik ini menggambarkan bahwa semua partai politik sudah siap menjadi peserta pemilu dengan damai,” kata dia dikutip dari laman resmi Pemkab Bandung.
Menciptakan Pemilu yang damai bisa dimulai dari masyarakat sendiri. Dadang bahkan sudah meminta Kesbangpol untuk lebih masif memberikan edukasi ke pemilih, terutama pemilih pemula.
Bukan tanpa alasan, pemilih yang baru seumur jagung ini, merupakan sasaran empuk aktor politik untuk menggiring opini mereka.
“Tentunya, ini bisa dipahami oleh semuanya. Termasuk saya akan menugaskan ke Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung untuk selalu memberikan pemahaman dan terutama kepada pemilih pemula supaya wajib dalam pelaksanaan pemilu ini bisa dilaksanakan dengan baik,” kata Ketua DPC PKB Kab Bandung itu.