Daddy memaparkan, TPPAS Sarimukti belakangan jadi sorotan setelah terjadi kebakaran hebat.
Meski begitu, jika dikaji, sampah Sarimukti sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk menhasilkan pupuk. Namun dibutuhkan anggaran untuk pengadaan peralatan dengan teknologi yang memadai.
Saat ini masalah persampahan ini menjadi semakin pelik, mana kala Dinas Lingkungan Hidup Jabar melakukan pembatasan pembuangan sampah ke Sarimukti.
Keberadaan TPPAS Legok Nangka sampai saat ini belum jelas kapan bisa digunakan. Lelang investasi beberapa kali gagal. Bahkan, ketika pemenang sudah ada pun, ternyata pemenangnya wanprestasi.
‘’Alhasil, pengoperasian TPPAs Regioanal Legok Nangka pun molor….molir….dan molor,’’ kata Daddy.
Provinsi Jawa Barat sendiri merencanakan pembangunan 3 sampai4 TPPAS Regional. Keempatnya adalah Lulut Nambo seluas 55 hektare untuk wilayah Bogor Raya.
Legok Nangka hampir 100 hektare untuk melayani Bandung Raya. Ciwaringin seluas 40 hektare untuk Cirebon Raya. Satu lagi untuk Bekasi-Karawang-Purwakarta.
‘’Sayangnya Lulut Nambo dan Legok Nangka belum juga beroperasi seperti yang diharapkan,’’ pungkas Daddy. (yan)