JABAR EKSPRES – Penyebaran kasus HIV AIDS di Provinsi Jawa Barat (Jabar) disebut Dinas Kesehatan (Dinkes), merupakan sebuah fenomena gunung es yang harus dipecahkan. Sebab, berdasarkan catatannya, Pengelola Program HIV Dinkes Jabar, Asep Ruhyani meyebutkan, selama periode Januari-September 2023 kemarin ada sebanyak 7.383 kasus positif yang ditemukam dengan kumulatif pemeriksaan HIV hingga 700.938 orang.
“Jadi untuk orang yang di tes HIV di Jabar dari Januari-September 2023 itu yang paling tinggi ada di Kabupaten Bogor sebanyak 63.389. Lalu Kota Bandung 54.394, Kota Bekasi 53.698, Kabupaten Bandung 52.393. Sementata untuk jumlah yang positifnya ada 7.383 di Jabar. Masih sesuai dengan temuannya yaitu di Kota Bandung ada 747, Kota bekasi 689, kabupaten bekasi 662 (orang),” ungkap Asep dalam pembawaannya di kegiatan Progam Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS yang digelar di SMKN 2 Bandung, Rabu, 15 November 2023.
BACA JUGA: Waspada! Kasus Positif Cacar Monyet di Jawa Barat Naik
Selain pada HIV, Asep menambahkan kasus AIDS di Jabar juga tercatat memiliki jumlah yamg cukup besar yakni hingga sekitar 1.617 orang yang dinyatakan positif.
“Sementara untuk kasus AIDS di Jabar itu sebanyak 1.617, dengan daerah terbanyak masih sama Kota Bandung sebanyak 190, Kabupaten Bogor 139, Indramayu 135, Majalengka 116. Untuk jenis kelaminnya itu 22 persen wanita dan 78 persen laki-laki. Sedangkan untuk kelompok umurnya, lebih banyak di usia 40 – 49 tahun dan usia produktif,” ucapnya.
Maka dari itu, agar kasus HIV AIDS di Jabar tidak terus mengalami penambahan, Ia mengaku pihaknya akan terus melakukan antisipasi seperti salah satunya melakukan pemeriksaan kepada populasi kunci.
BACA JUGA: Selain Suspek Cacar Monyet, Warga Asal Cianjur Ini Juga Terjangkit HIV
Selain itu, pihaknya juga Asep menuturkan akan terus melakukan pemeriksaan HIV AIDS khusunya kepada ibu hamil.
“Untuk ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) di Jabar itu banyak ditemukan di usia produktif, kemudian remaja. Jadi, sekarang lagi trend secara nasional peningkatan kasus (HIV AIDS) di kalangan LSL atau laki seks laki. Dan itu peningkatannya 200 persen. Maka untuk antisipasi, kita akan melakukan pemeriksaan kepada populasi kunci. Dalam hal ini, seperti wanita PSK, warga binaan, dan ibu hamil. Jadi untuk ibu hamil itu, sebelum lahiran kita tes dulu,” pungkasnya. (San)