Geram! Ini Reaksi Politisi PDIP Kota Bogor atas Pencopotan Bendera dan Baliho Ganjar-Mahfud di Bali

JABAR EKSPRES – Politisi PDI Perjuangan Kota Bogor, Atty Somaddikarya ikut geram dan mengkritisi atas viralnya peristiwa pencopotan bendera PDI Perjuangan dan baliho Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD di Kabupaten Gianyar, Bali.

Aksi pencopotan bendera dan baliho tersebut diketahui dilakukan di sepanjang jalan menuju tiga lokasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni, Batu Bulan, Kabupaten Gianyar serta di daerah Kota Denpasar, Bali.

BACA JUGA: PDIP Fokus Menangkan Ganjar-Mahfud, Adian Napitupulu: Gak Mau Mikirin Gibran

Atty Somaddikarya yang juga sekretaris PDI Perjuangan Kota Bogor itu menyebut, penurunan alat peraga di Bali sebagai basis banteng dan pernyataan Pj Gubernur Bali yang berdalih hanya menggeser.

Dirinya berasumsi dan mempertanyakan, apa bedanya menggeser dan mencopot sementara baliho yang lain tetap berdiri.

“Jangan bermain kata-kata karena panik, di bawah langit dan di bawah kibaran bendera merah putih kebebasan atas nama demokrasi dirampas dengan tangan kekuasaan,” kata Atty dalam keterangannya pada Kamis, 2 November 2023.

Dengan begitu, Atty berharap agar penguasa menunjukan netralitas untuk menjaga kondusifitas di tahun politik menuju Pilpres 2024.

Menurutnya, jika hal itu dilakukan akan membuat salah persepsi di mana sosok penguasa akan mendapat stampel menggunakan cara-cara kotor dan kasar.

“Jangan membuat aksi yang menimbulkan reaksi yang dapat membangunkan banteng keluar kandang,” serunya.

Atty mengingatkan, bahwa PDI Perjuangan selama ini diam bukan lantaran takut. Ia menegaskan PDI Perjuangan tidak pernah gentar.

BACA JUGA: Megawati Beberkan Alasan Terpilihnya Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar Pranowo

“Harus diingat, PDI Perjuangan selalu bersama rakyat, kekuatan kami melawan orde baru tercatat dalam sejarah. Jika hari ini harus berhadapan dengan kekuasaan tidak ada kata mundur bagi kami,” tegas politisi yang akrab disapa Ceu Atty ini.

Sebagai kader, dirinya juga mengaku sangat terluka dan sama seperti hati dan perasaan seluruh kader PDI Perjuangan lainnya.

“Sekali lagi jangan memulai melakukan aksi untuk memancing reaksi, negara ini bukan milik segelintir orang tapi pemilik mutlak NKRI adalah rakyat,” tandas Atty. (YUD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan