JABAR EKSPRES, BANDUNG – Potensi penularan cacar monyet alias MonkeyPox tidak secepat seperti Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian menyebut, penularannya berdasarkan kontak erat.
“Jangan disamakan dengan penularan dengan Covid. Meskipun kalau searching di internet bisa menular melalui lowpad. Tapi (MonkeyPox) kalau kontaknya erat,” ungkap Hadian kepada wartawan, Senin 30 Oktober 2023.
“Kemudian lukanya atau nanahnya kontak dengan kulit orang lain, baru terjadi penularan. Jadi cara penularannya lebih sulit karena kontak langsung,” tambahnya.
Baca juga: Bayi Perempuan Ditemukan Tak Bernyawa Dalam Saluran Drainase Pameungpeuk
Lantas dirinya meminta, masyarakat jangan terlalu khawatir. Apalagi mengaitkan demam biasa dengan gejala MonkeyPox.
“Jangan. Jangan (berpikir) saya Mpox, tidak perlu berpikir seperti itu,” pintanya.
Sebelumnya, Anhar mengimbau masyarakat untuk secara berkala memeriksa kesahatan. Termasuk apabila sudah muncul gejala yang memiliki indikasi penyakit monkeypox. Anhar pun memberi penjelasan terkait gejala tersebut.
“Gejala awalnya, gejala standarnya kan biasa ya demam, pegal-pegal. Itu tidak jadi spesifik ya. Kalau kemudian sudah timbul bintik-bintik (disertai) juga cacar,” jelas Anhar.
“Kalau bintik DBD itu bintik bentolnya, ini lebih besar. Itu baru hati-hati. Dan itu biasanya penyebarannya relatif cepat. Tapi sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh,” pungkasnya.
Dinkes Kota Bandung Pastikan Penderita Cacar Monyet Sudah Ditangani RSHS
Diketahui, sebaran terdeteksi sudah sampai di wilayah Kota Bandung. Seorang warga diidentifikasi tertular penyakit menular tersebut.
Anhar menyebutkan, warga yang terinfeksi tersebut saat ini tengah ditangani pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS).
“Posisi pasien sekarang sedang diisolasi di RSHS. Di ruang isolasi, sehingga kami juga agak terbatas melakukan resing-nya,” sebut Anhar.
Dirinya menambahkan, pasien diketahui sudah masuk ke RSHS setelah dirujuk dari puskesmas terdekat dalam beberapa yang lalu.
“Saat ini sudah 4 hari. Jadi yang bersangkutan itu semula berobat ke puskesmas kemudian dirujuk ke RSHS. Kemudian ditangani RSHS. Hari Jumat keluar hasilnya,” tambahnya.
“Kalau anggota keluarganya ada 7 orang. Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada gejala. Terus kami pantau,” pungkasnya. (Zar)