Lomba Belang Kora-Kora Warnai Kemeriahan Festival Orantata

JABAR EKSPRES – Lomba Belang Kora-kora warnai kemeriahan Festival Orantata yang digelar pada tanggal 23 Oktober 2023.

Festival Orantata sendiri dilaksanakan pada tanggal 21-27 Oktober 2023 di Kepulauan Banda Neira, tepatnya di Desa Lonthoir, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Adapun rute berlayar Belang Kora-kora dimulai dari pantai Batu Klatak menuju Pantai Lahar, yang diikuti oleh para pendayung laki-laki yang rata-rata masih berusia 20 tahunan.

Menurut Yanti Heriyawati, pakar kajian festival menjelaskan, bahwa festival rakyat menjadi energi bagi kelanjutan masa depan kehidupan masyarakat Banda Neira.

“Lomba Belang Kora-kora telah menghadirkan semua lapisan masyarakat berkumpul penuh antusias, itu artinya festival menjadi ajang kebersamaan, keberanian, sportivitas, sekaligus menjadi ruang transfer knowledge tentang kekuatan perahu tradisional Kora-kora yang memiliki nilai historis bagi masyarakat Banda,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yanti berpendapat bahwa festival Orantata dimaknai sebagai pesta yang menyatukan satu masyarakat yang utuh.

“Festival dapat dimaknai sebagai sebuah pesta, di mana setiap orang berada dalam satu ruang yang diciptakan bersama untuk menyatukan setiap individu menjadi satu masyarakat yang utuh,” kata Yanti.

“Festival menjadi ruang dan waktu untuk berkumpul, saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain dalam merayakan kebahagiaan bersama,” imbuhnya.

Perahu Kora-kora yang dijadikan lomba merupakan perahu tradisional yang memiliki ukuran rata-rata panjang sekitar 8,5 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 0,8 meter.

Dengan kekuatan dayung, perahu ini dapat melaju sesuai dengan kecepatan pendayung. Kerja sama dan kekompakan menjadikan perahu ini dapat berlayar dengan sangat cepat.

Perahu tradisional khas Maluku ini sebagai bukti sejarah kehebatan leluhur dalam membuat perahu yang dijadikan sebagai armada perdagangan dan perang di jaman penjajahan Portugis.

Pengamatannya terhadap aktivitas nelayan di Banda Neira, Yanti Heriyawati, peneliti dari ISBI Bandung, Kembali memberikan penjelasan, bahwa di atas perahu Kora-kora biasa dimainkan Gong Sembilan, yakni alat musik kenong yang terbuat dari perunggu seperti gong, tetapi ukurannya kecil.

Suara dihasilkan dengan cara memukul bagian penclon. Alat musik ini biasa dimainkan di atas Kora-kora mengiringi pendayung belang berlayar dengan cepat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan