JABAR EKSPRES – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza telah melampaui batas-batas pembelaan diri dan menjadi tindakan penindasan, kekerasan, pembantaian dan kekejaman.
“Tidak ada yang mengharapkan kita untuk tetap diam sementara kekejaman terjadi di depan mata kita,” kata Erdogan dikutip dari Antara, Jumat (27/10/23).
Erdogan juga mengkritik Uni Eropa (UE) yang tidak mendorong gencatan senjata di Gaza.
“Berapa banyak lagi anak-anak yang harus mati agar Komisi Eropa menyerukan gencatan senjata?,” katanya.
BACA JUGA : Indonesia Sebut Kekerasan yang Dilakukan Israel di Gaza Sebagai Kejahatan Kemanusiaan
“Berapa banyak lagi bom yang harus jatuh di Gaza agar Dewan Keamanan PBB bertindak?,” tambahnya.
Kepala juru bicara Komisi Eropa untuk urusan luar negeri, Peter Stano, mengatakan pada hari Rabu bahwa Uni Eropa tidak menyerukan gencatan senjata karena “serangan” yang sedang berlangsung oleh kelompok Palestina Hamas.
Stano menegaskan kembali posisi dan dukungan Uni Eropa untuk Israel.
BACA JUGA : Indonesia Desak PBB untuk Selidiki Serangan Israel di Gaza
“Mereka yang dengan mudah menjatuhkan hukuman atas hak asasi manusia dan kebebasan ketika diberi kesempatan telah mengabaikan hak untuk hidup orang-orang yang tertindas di Gaza selama 19 tahun,” kata Erdogan.
Dia mengatakan bahwa sejak dimulainya konflik Israel-Hamas hampir tiga minggu yang lalu, bersamaan dengan penghentian layanan penting di Jalur Gaza, Turki telah mengirimkan lebih dari 200 ton bantuan ke Gaza melalui ‘Ai Mesir’.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah mulai memberikan bantuan ke Jalur Gaza, tetapi bantuan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut.