JABAR EKSPRES – Konflik antara milisi Palestina, Hamas, dan pasukan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober telah menjadi sorotan dunia. Dalam 18 hari pertempuran tanpa henti sejak awal perang, belum terlihat tanda-tanda gencatan senjata.
Para pengamat menilai bahwa untuk bertahan dalam konflik yang berlangsung lama, kedua belah pihak membutuhkan biaya yang besar. Beberapa pengamat memperkirakan bahwa anggaran operasional Hamas mencapai ratusan juta dolar.
Menurut Victor Asal, seorang pakar politik dari Universitas New York, Hamas memiliki dua sayap organisasi, yaitu sayap layanan sosial dan militer. Sayap sosial mereka aktif dalam menggalang dana, yang kemudian disalurkan ke militer.
Baca Juga: Gibran di Persimpangan Jalan: PDIP atau Golkar?
Organisasi amal yang terkait dengan Hamas tidak hanya mendorong pendanaan untuk sayap militer mereka tetapi juga memberikan bantuan kepada warga Gaza yang membutuhkan. Namun, beberapa badan amal yang berkaitan dengan Hamas pernah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat pada 2003.
Selain itu, sumber pendanaan Hamas juga berasal dari perpajakan, pemerasan, penyelundupan, penculikan, hingga perampokan. Hamas mengawasi segala sesuatu yang melintasi perbatasan Jalur Gaza dan memiliki kendali ekonomi di wilayah tersebut.
Matthew Levitt, mantan analisis intelijen kontraterorisme dari Biro Investigasi Federal AS, menyebutkan bahwa Hamas memperoleh pendanaan terbesarnya dari penguasaan wilayah dan kemampuannya menghasilkan uang dari situ. Levitt memperkirakan bahwa pendapatan Hamas mencapai sekitar 300 juta hingga 400 juta dolar.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Berkumpul untuk Pembicaraan Mendalam
Hamas juga mengandalkan transaksi mata uang kripto dan pencucian uang berbasis perdagangan untuk menyembunyikan asal usul dan aliran dana mereka. Hal ini membuat sulit untuk melacak sumber pendanaan mereka.
Selain itu, Hamas menerima dukungan finansial dari Iran. Dua tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan bahwa 70 persen dari total dana yang diterima oleh Hamas berasal dari Iran. Dukungan ini, sekitar 70 hingga 100 juta dolar per tahun, memungkinkan Hamas untuk meluas dan terus berperang di luar batas negaranya.