JABAR EKSPRES – Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) berkolaborasi dengan IPB University kembali melaksanakan The 4th International Conference on Tropical Biology (ICTB) pada 25-26 Oktober 2023.
Ajang konferensi yang berlangsung setiap 2 tahun sekali itu digelar bersamaan dengan konferensi internasional yang digelar IPB University yakni The 5th Internasional Conference on Marine Science (ICMS).
Baca Juga: Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2024 untuk SMA, Akan Segera Dibuka!
Di tahun ini, Lembaga regional bidang penelitian, seminar, pelatihan dan diseminasi hasil penelitian biologi tropika yang berpusat di Tajur, Kota Bogor itu menggandeng Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University.
Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran mengatakan, konferensi ini diikuti para peneliti, dosen, dan pembuat kebijakan dengan tujuan mendisemintasikan informasi terkini soal perkembangan keilmuan biologi tropika.
Konferensi ini juga menjadi forum bagi para pembuat kebijakan, ilmuwan, dan praktisi untuk berbagi pembelajaran berharga untuk mengatasi tantangan global, menghasilkan komitmen untuk memperkuat kebijakan, dan meningkatkan kolaborasi pembangunan regional yang berkelanjutan dan terintegrasi di Asia Tenggara.
“The 4th ICTB merupakan bentuk komitmen dan konsistensi kami menjalankan mandat mendesiminasikan informasi dalam bidang biologi tropika serta memberi masukan pada para pembuat kebijakan untuk menghadapi tantangan global serta perubahan iklim,” paparnya saat Konferensi Pers pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Zulhamsyah berharap, konferensi ini menghasilkan konsensus di antara peserta mengenai agenda advokasi pengayaan, konservasi, pengelolaan keanekaragaman hayati untuk mengidentifikasi pendekatan baru dan sinkronisasi antara kebijakan dan praktik untuk masa depan penelitian pengembangan melalui Pengembangan Jaringan Keanekaragaman Hayati Asja (ABN), Perjanjian Platform Keanekaragaman Hayati, dan publikasi ilmiah.
Rektor IPB University, Arif Satria menilai konferensi ini mengangkat isu-isu penting mengenai keanekaragaman hayati yang menjadi perhatian nasional, regional, dan global.
Kesempatan ini membuat pihak pemerintah, akademisi, peneliti, dan praktisi berbagi informasi, pembelajaran, dan pengalaman mengelola ekosistem keanekaragaman hayati tropis untuk mengatasi masalah yang mempengaruhi lingkungan.
“Sekarang kita harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan genbank atau bank genetik dari flora fauna yang saat ini mulai langka dan terancam punah,” dorongnya.