JABAR EKSPRES – Banyak orang tidak menyadari dengan ujian yang berupa nikmat, seperti halnya Istiraj. Dimana nikmat diperoleh terus menerus tanpa tahu bahwa semua kenikmatan yang diberikan Allah adalah salah satu bentuk istiraj. Lalu seperti apa ciri-ciri istiraj ini?
Tidak salah jika kita tidak menyadari sebuah nikmat ternyata istiraj, apalagi jika kenikmatan tersebut kita peroleh terus tanpa kita banyak melakukan ibadah.
Bahkan kadang saat kita melakukan maksiat, nikmat tetap diberikan oleh allah, malah semakin melimpah dan harta bertambah kaya.
Bisa jadi semua itu merupakan bentuk Istidraj, atau pemberian berupa kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Lalu tiba-tiba Allah mencabut kesenangan tersebut secara tiba-tiba hingga mereka menyesalinya namun terlambat.
Dari sebuah buku berjudul Demi Masa yang ditulis oleh Malik al Mughis, menyebutkan bahwa pengertian istidraj adalah pemberian disertai murka Allah SWT.
Baca juga : Hati-hati, Berlimpah Kenikmatan Bisa Jadi Istidraj, Ini Tanda-tandanya
Dalam kitab al-Hikam, Ibnu Athaillah ‘Alaihisalam-Sukandari mengatakan ‘Takutlah pada kenikmatan-kenikmatan Allah yang senantiasa mengalir kepadamu, sedangkan engkau terus berbuat maksiat kepadaNya. Karena sesungguhnya adalah istidraj untukmu’.
Ciri-ciri Istidraj
Untuk mengetahui seperti apa ciri-ciri istiraj, kita bisa melihatnya dengan cara membedakan istiraj dengan kesenangan yang datang dari kebaikan Allah.
1. Kenikmatan Melimpah Saat Keimanan Tengah Menurun
Salah satu ciri dari istiraj adalah ketika kenikmatan duniawi semakin melimpah dan mudah didapat, sementara keimanan dan ibadah kepada Allah SWT sedang menurun.
Allah SWT berfirman dalam surat Al An’am ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Artinya: Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.
2. Terus Melakukan Kemaksiatan tapi Kesuksesan Melimpah
Ciri berikutnya dari istiraj yakni ketika seseorang harus melakukan kemaksiatan, namun kesenangan dan kesuksesan tetap menghampirinya.
Ali bin Abi Thalib r.a berkata Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau melihat Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya.” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal.121)