JABAR EKSPRES – Genap satu bulan polisi menangani kasus dugaan tindakan penganiayaan berat di wilayah Tanah Sareal (Tansa), Kota Bogor yang menelan korban jiwa seorang wanita muda atas nama Rindhi Septiani (21).
Dalam proses penanganan kasus yang terjadi di kawasan Perumahan Bumi Kencana Permai pada Sabtu 23 September 2023 sekitar pukul 01.00 WIB itu, kepolisian mengaku sudah berupaya maksimal mengejar pelaku. Namun, hingga kini belum juga membuahkan hasil alias masih nihil.
Seorang pria bernama Muhammad Rosadi Ramadan (25) yang diduga kuat menjadi aktor utama dalam kasus ini, sudah resmi ditetapkan Satreskrim Polresta Bogor Kota sebagai DPO alias Daftar Pencarian Orang pada Senin, 9 Oktober 2023.
Pelaku yang diduga dekat dengan korban tersebut, terbilang lihai menghindari kejaran petugas dan hingga kini masih bebas berkeliaran.
Baca juga: Peringatan Hari Santri Nasional 2023, PJ Bupati Sumedang Imbau Hal ini
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menjelaskan, upaya pencarian terhadap terduga pelaku sudah dilakukan di area Jakarta dan Jawa Barat hingga menyebarkan informasi DPO ke jajaran Polsek dan Polres se-Jawa Barat.
“Kami juga menindaklanjuti setiap informasi yang masuk dari masyarakat terkait melihat keberadaan pelaku,” singkatnya kepada Jabar Ekspres dikutip Senin, 23 Oktober 2023.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila menambahkan, bahwa hingga kini pihaknya akan terus mengejar pelaku ke sejumlah wilayah hingga ke luar Bogor.
Tak hanya itu, Ia mengaku, pihaknya juga sudah melakukan pemantauan khusus di kediaman sanak saudara pelaku hingga menelusuri dan memonitor sejumlah tempat pelaku sering beraktivitas.
“Tim opsnal sejauh ini telah menindaklanjuti informasi keberadaan pelaku dan melakukan pencarian di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Banten, Jakarta, Cirebon, dan kediaman-kediaman keluarga pelaku. Namun saat ini hasil masih nihil,” ungkapnya.
Selain itu, Rizka menyebut, jajarannya juga telah menyebar informasi ke orang-orang yang diduga pernah satu tongkrongan dengan pelaku dan meminta ikut dalam pencarian.
“Kami pantau dan monitor kawan main bola, kawan tempat dia dulu bekerja, bahkan kawan yang dulu pernah dekat dengan pelaku sudah kami infokan apabila mengetahui atau mengkontak mereka, agar segera berkoordinasi dengan aparat,” bebernya.