Sambel Kampung Cengek Muncul sebagai Ikon Inovasi di Cimahi: Dibalik Kisah Sukses Kampung Cengek dalam Produksi Sambal dan Pemanfaatan Lahan

CIMAHI, JABAR EKSPRES – Sambel Kampung Cengek menjadi ikon Kampung Cengek di Kampung Sukanampa, RW 19, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Utara. Berawal dari pemanfaatan lahan kosong menjadi kebun cengek dengan luas yang tidak terlalu luas. Kerja sama antar warga membuahkan hasil dengan memproduksi Sambel yang menjadi khas Kampung Sukanampa.

Ibu Toelas Warsi, selaku pengelola UMKM di KUB Berseri, mengatakan tercetusnya sambel cengek dari prograk OPOR (One Produk One RW). Hasil inovasi dari cengek diolah menjadi sambel Kamceng, dengan produksi 200 botol per bulan dari satu resep.

“Awalnya, warga mencetuskan cengek sebagai inovasi yang dikembangkan untuk membuat sambal. Biasanya satu bulan produksi 200 botol, jadi satu minggu kita bikin satu resep terdiri dari tiga varian rasa dan bisa mencapai 56 botol,” ucap Ibu Toelas pada Jabar Ekspres pada, Minggu (22/10).

Menurut Ibu Toelas, counter sambal kampung cengek berada di pekarangan rumahnya, yang nantinya setiap warga yang ingin membeli dapat langsung datang ke rumah pribadinya. Untuk penjualannya pun masih via Whatsapp agar orang-orang dapat lebih mudah membeli produk sambal.

“Dijualnya sementara ini bisa online tapi masih via Whatsapp, kemudian ikut di bazar-bazar. Ini juga kita jadikan counter, dan ibu-ibu KWT menjadi marketingnya dengan harga yang sudah nett yaitu Rp22.000 semua rasa dan sudah ada profit untuk ibu-ibu yang menjual,” terangnya.

BACA JUGA: Mengenal Helga Algida, Sipir Rutan Kebon Waru Juara Dunia Kempo

Produksi Menurun Akibat kemarau

Kemarau yang berkepanjangan melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kota Cimahi. Produksi cengek di Kampung Sukanampa mengalami penurunan sehingga untuk memproduksi sambal pun perlu suplai dari pasar.

“Disini kebetulan panen menurun, sementara permintaan pembeli banyak jadi dengan sangat terpaksa kita cari cengek dipasar dengan harga cengek dipasar menjadikan profit kita menurun karena harga cengeknya lebih mahal,” ucapnya.

Dia menerangkan, kedepannya akan ada beberapa inovasi terbaru dari cengek yang diproduksi oleh warga setempat. Tujuannya, untuk memberikan inovasi terbaru yang dihasilkan oleh warga Kampung Sukanampa yang masih berbasis pada cengek.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan