JABAR EKSPRES – Pemuda asal Sukabumi, Aditya Prakarsa (25), sukses bangun ruko dua lantai miliknya sendiri dari bisnis jual beli handphone second. Dari usahanya sendiri, dalam sebulan dapat menghasilkan omzet hingga ratusan juta.
Aditya atau Adit, mengatakan bahwa dalam sehari, beberapa unit handphone second bisa laris terjual. Dalam satu bulan, usahanya tersebut dapat menghasilkan omzet Rp300 juta hingga Rp350 juta.
Dia juga mengaja kaum pemuda lainnya agar melek soal peluang bisnis. Terutama yang sedang menempuh pendidikan di tingkat SMA atau Mahasiswa.
Menurutnya, ada banyak peluang bisnis yang dapat kawula muda lakukan. Apalagi, saat ini persaingan dalam dunia kerja semakin intens. Sebab, banyaknya lulusan baru di Indonesia membuat persaingan dalam mencari lapangan kerja jadi lebih ketat.
BACA JUGA: Modal HP Second, Pemuda Asal Sukabumi Dapat Omzet Rp300 Juta dalam Sebulan
Adit menjelaskan, bahwa saat memulai bisnis, jangan menitikberatkan permasalahan pada modal materi.
“Kenyataannya, bisnis itu bukan soal modal materi. Bahkan, modal pikiran, relasi, itupun jadi modal,” ucapnya saat ditemui, Selasa, 17 Oktober 2023.
“Dalam dunia bisnis, biasanya ada dua tipe. Pertama, punya uang tapi gak bisa mengelola. Kedua, bisa mengelola tapi gak punya uang,” tambahnya.
Adit juga mengungkapkan, ketika memulai bisnis, jangan sampai terkena mental block. Mental block adalah sebuah bentuk ketidakyakinan dalam diri.
“Jangan mempunyai mental block. Apalagi angka lulusan yang siap bersaing untuk kerja itu banyak. Jadi, apa salahnya menciptakan peluang untuk bisnis,” tuturnya.
BACA JUGA: Warga Sukanampa Cimahi Sukses Transformasi Lahan Kosong Jadi ‘Kampung Cengek’
Untuk diketahui, Adit memulai bisnisnya sejak SMA, pada tahun 2013 lalu. Dia mengawalinya dengan berjualan kue donat dan makanan ringan untuk menambah uang jajan.
Semangatnya yang gigih, membuat tekad dalam dirinya semakin kuat. Hingga saat di masa kuliahnya, Adit menemukan teman untuk memulai usahanya terssebut.
Pada awal semester perkuliahannya, Adit dan kawannya berjualan roti dan cilok di kampus. Hingga, saat handphone milik Adit rusak, di situ lah perubahan alur hidupnya melonjak naik.