JABAR EKSPRES- Empat negara anggota Uni Eropa, yaitu Finlandia, Latvia, Estonia, dan Polandia, telah mengutuk dengan keras serangan terhadap RS al-Ahli di Jalur Gaza yang dilaporkan telah menyebabkan lebih dari 500 orang tewas. Keempat negara ini bersama-sama mendesak agar kejadian berdarah ini segera diselidiki.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengecam serangan terhadap rumah sakit al-Ahli Arab dan menyatakan bahwa serangan terhadap warga sipil adalah suatu hal yang memalukan. Ia menekankan perlunya menghormati hukum humaniter internasional dalam setiap situasi dan menuntut agar pelanggarannya diusut.
Presiden Estonia Edgars Rinkevics dan Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna juga bergabung dalam mendesak penyelidikan. Rinkevics menyatakan bahwa menyerang rumah sakit dan warga sipil yang tak bersalah adalah tindakan yang menyedihkan dan tak dapat diterima. Mereka dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional.
BACA JUGA : Siapa di Balik Ledakan Mematikan di Rumah Sakit Gaza?
Menteri Luar Negeri Latvia Krisjanis Karins juga menyerukan penyelidikan atas serangan ke Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza. Dia menyatakan keprihatinannya dan kesedihannya atas peristiwa tersebut, serta menuntut pertanggungjawaban bagi para pelaku.
Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Arkadiusz Mularczyk juga meminta penyelidikan, dan menegaskan bahwa tidak ada alasan yang dapat membenarkan pengeboman terhadap rumah sakit atau kematian warga sipil yang tak bersalah.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan kekesalannya dan kesedihannya atas kejadian di RS al-Ahli. Dia telah memerintahkan tim keamanan nasional untuk mencari tahu kejadian sebenarnya.
Serangan udara terjadi pada malam Selasa di Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 500 orang meninggal dalam peristiwa tersebut. Palestina mengutuk keras serangan ini dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Militer Israel membantah keterlibatan mereka dalam serangan itu, sebaliknya menuduh kelompok perlawanan Palestina di Gaza, yakni Jihad Islam, sebagai pelakunya.
BACA JUGA : Sejarah Konflik Palestina-Israel dari Mulai 1948 Hingga Masa Kini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga membantah bahwa IDF bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan menyatakan bahwa teroris di Gaza-lah yang menyerang rumah sakit.