JABAR EKSPRES- Sedikitnya 11 jurnalis Palestina telah kehilangan nyawa mereka dalam serangan di Gaza. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengungkapkan pada Jumat (14/10/2023) bahwa seorang videografer Reuters meninggal dalam penembakan oleh Israel di Lebanon selatan.
Selain itu, dua jurnalis dari stasiun televisi Aljazirah yang berbasis di Doha juga mengalami luka akibat serangan tersebut.
BACA JUGA : Update Konflik Israel dan Hamas: Korban Meningkat dan Pimpinan Hamas Tewas
“Selama tujuh hari pertama pertempuran, 11 jurnalis tewas, dua dinyatakan hilang, dan dua lainnya mengalami luka-luka. Sembilan di antaranya adalah jurnalis Palestina yang dipastikan meninggal, satu jurnalis Israel dinyatakan tewas, dan satu lagi dilaporkan hilang,” demikian diungkapkan oleh pernyataan CPJ, yang dilaporkan oleh Anadolu Agency.
“Pada 13 Oktober, seorang jurnalis berbasis di Beirut kehilangan nyawa dalam serangan penembakan di Lebanon selatan,” tambah CPJ.
Komite Perlindungan Jurnalis menekankan bahwa jurnalis di Gaza berada dalam risiko tinggi saat mereka meliput konflik di tengah serangan udara yang masih berlangsung.
Mereka menegaskan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melaksanakan tugas penting selama masa krisis dan tidak seharusnya menjadi target dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
BACA JUGA : China Tuding Hak Warga Palestina Diabaikan, Kaitannya dengan Konflik Israel
“Sang wartawan memberikan pengorbanan besar di berbagai wilayah untuk melaporkan konflik penting ini. Semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka dan menghentikan jumlah korban jiwa yang besar dan tragis ini,” ujar Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara